Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik

Gempa Jakarta Hanya Karena Sampah, Musibah Anies dan Berkah Risma

3 Agustus 2019   08:14 Diperbarui: 3 Agustus 2019   08:26 757
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengenai uang dna korupsi ia juga relatif lebih aman, ia mirip dengan Setnov soal tidak mengejar kekuasaan dalam arti kabinet, namun ia lebih jeli sehingga tidak tumbang karena  permainan kotor politik uang yang menggurita itu.

Undangan makan siang dengan sedikit kesleo yang kemudian ramai-raai diralat oleh anak buahnya dengan Anies tentu trik politik yang ia bangun dengan sengaja. Mengetes air dan ombak dalam politik itu penting. Dan reaksi cukup jelas seperti apa. Ia tahu dengan baik  antisipasinya dan ia tentu paham ada agenda lain yang akan menyusul.

Bestari Barus, dewan Jakarta melakukan kunjungan kerja ke Surabaya. Mengenai pengelolaan sampah dan langsung menjadi santapan empuk karena ungkapannya mau ngebon Risma ke Jakarta. 

Riuh rendah media dan memang menyenangkan gorengan ketika ppolitik sepi dari perselisihan seperti sekarang. Gara-gara dalam wayang sebagai hiburan menanti pengumuman kabinet dan pelantikan presiden cukup menghibur.

Dua point krusial yang sebenarnya Anies antisipasi dan hati-hati, bukannya malah mengikuti arus gendang pihak Nasdem. Satu mengenai anggaran. Jangan lupa Surabaya itu kota. 

Dan Jakarta itu provinsi. Itu yang seharusnya dinarasikan termasuk timnya, bukan malah melebar ke persoalan anak Risma dan mengungkit pemerintahan sebelumnya.

Ini fatal bagi Anies yang sudah kenyang dengan kesalahan sepele namun diuang-ulang terus. Menyalahkan pihak lain dan pemimpin lain, namun tanpa solusi dan itu pun dilakukannya tim-nya. Malah repot sendiri kalau hal itu menjadi urusan ke kepolisian dengan tudingan pencemaran nama baik. Bisa ke mana-mana.

Dua, mengenai sampah. Anies dan tim, TGUPP lagi-lagi ikut genderang Bestari Barus dan persoalan sampah. Kembali Anies kena tulah ketika mengaku bahwa janji politiknya terpenuhi karena ITF sampah, yang ia klaim sebagai hasilnya, padahal rangkaian panjang sudah ada.

Dengan soal ITF saja Anies mengulangi blundernya lagi karena lagi-lagi ia mendapatkan moment klaim prestasi atas kinerja pemerintahan sebelumnya. Hal yang wajar seperti Jokowi soal peresmian infrastruktur, namun ia selalu menisbikan peran pemerintah sebelumnya. Ia sendiri tidak memiliki visi dan gagasan mau apa.

Nasdem sukses menggeber dua sosok untuk 2022 dan mungkin saja 2024. Terbuka dengan gamblang satu dengan reputasi narasi saja, satu dengan kinerja unggul yang terbukti nyata. Langkah Jokowi sangat mungkin ditapaki oleh Anies dan Risma. Nah penting adalah untuk dua, tiga tahun ke depan apa yang Anies dan Risma lakukan itu menjadi penting.

Anies yang sudah memilih pokok tenar meski cemar perlu mengaji lagi pilihan politiknya itu, apa  masih relevan dan bisa mengantarnya untuk tetap bertahan. Susah jika ia dan timnya masihs aja kekeh dengan pilihan politik demikian. Sudah  kuno cemar asal cemarnya. Belum lagi ugal-ugalan dalam "membangkang" pada pemerintah pusat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun