Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Bandingkan Bu Juwangi, Orang ini Jauh Lebih Bertanggung Jawab

25 Juni 2019   08:46 Diperbarui: 25 Juni 2019   09:03 1566
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pola militer ala Prabowo, kan tidak ada prajurit salah, dan kog sepakat dalam konteks ini. Beti memang salah dengan tidak mampu membuktikan apa yang ia sampaikan, bahkan membawa bukti yang sama tidak bisa membuktikan bahwa itu benar. Apa tidak ada peran tim hukum yang lebih besar dari sekadar Beti?

Bambang dan tim jelas lemah di dalam koordinasi dan komunikasi. selevel doktor dan profesor bisa saling silang mengenai keberadaan barang bukti. Aneh dan lucu karena reputasi dan kaliber mereka kalah dengan pengacara baru lulus sarjana hukum dan sedang magang pada lembaga yang sudah punya nama. Miris.

Ketidakhadiran di dalam ruang sidang dengan dalih sedang mengurus hal lain berkaitan dengan sidang juga tidak bisa diterima nalar. Ketua tim malah mengurus di luar sidang. Jelas apa artinya. Tidak tahu skala prioritas, atau malah menyepelekan MK? Jika melihat apa yang sering dinyatakan kog cenderung menyepelekan dan merendahkan.

Usai sidang pun masih menarasikan kecurangan, yang sejak awal ia tidak mampu membuktikan, yang ia klaim dengan 15 saksi dan dua ahli.  Mau satu juta orang pun tidak akan mampu kalau memang tidak serius mmpersiapkan kesaksian dan bukti yang cukup.

Apa yang dilakukan Bambang cenderung besar narasi dan menjual opini dari pada pembuktian dan kinerja baik. Pihak terkait, tim hukum Yusril jelas lebih siap dan mendapatkan panggung lagi sebagai kekuatan bagi mereka untuk mendapatkan hasil lebih positif. Mereka bekerja dan mempersiapkan dengan  cukup matang, di luar satu saksi yang ala kubu Bambang banyakan banyol dan menjadi bahan tertawaan.

Apa iya, jika model pengacara beracara amburadul, menyajikan saksi-saksi abal-abal demikian, kumudian kebal hukum? Parahnya lagi si saksi malah menjadi pesakitan. Jika memang di muka sidang kebal hukum. Toh bisa dijerat ungkapan, pernyataan, dan apa yang selalu didengungkan di luar bahwa pemilu curang terus menerus dan masif itu.

Penegakan hukum menjadi sebuah keharusan, sehingga orang lain di masa nanti tidak seenaknya sendiri main tuduh dan tidak mau membuktikan. Tanpa ada konsekuensi hukum, orang akan berani maju saja menjadi saksi asal tenar dan toh aman-aman saja. Ini yang harus menjadi pertimbangan.

Saksi yang berdusta juga patut mendapatkan hukuman, namun koordinator dan para penasehat hukum jelas lebih memiliki tanggung jawab yang lebih. Mereka tahu aturan kog, namun abai untuk mau kerja keras untuk bisa memilah dan memilih.

Terima kasih dan salam

Bandingkan Bu Juwangi, Orang ini Jauh Lebih Bertanggung Jawab

Hakim MK sudah menyelesaikan proses mendengarkan tuntutan dan jawaban dari pihak yang terkait. Hasilnya pun sudah akan dinyatakan maju satu hari dari batas akhir. Narasi kecurangan masih saja didengung-dengungkan, kali ini, post pemilihan umum, oleh yang namanya Bambang Widjoyanto.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun