Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Menanggapi Survei Litbang Kompas, Cebong Menari di Atas Genderang 02

27 Maret 2019   09:00 Diperbarui: 27 Maret 2019   09:26 515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Usai litbang merilis hasil surveynya, banyak pendukung Jokowi meradang, merasa kalau Kompas sudah memihak sebelah, dan sejenisnya. Pada sisi lain, oposisi merasa girang karena mendapatkan sedikit oksigen ketika nafas hampir habis.

Apakah demikian besarnya perbedaan hasil survey dari  baik yang banyak diyakini obyektif, ataupun yang banyak disinisii karena hasilnya yang aneh dan lucu? Sejatinya relatif sama. Beberapa lembaga yang biasa merilis tetap dengan Jokowi-KHMA uggul, dan sisi lain survey internal koalisi 02 menyatakan mereka menang atau sangat tipis selisihnya, ada yang mengatakan single digit, kisaran sembilan persen.

Litbang Kompas merilis ada penurunan potensi pemilih dan suara untuk paslon 01, dan kenaikan pada posisi 02, memang ada yang salah jika demikian?  Terlalu mudah sensi dan mudah menuding menjadi penyakit baru bangsa ini.

Layak menjadi bahan kinerja lebih baik sebagaimana dinyatakan Jokowi sebagai  presiden sekaligus capres periode mendatang. Beliau mengatakan bahwa itu adalah hasil yang baik, bahwa ada penurunan justru membuat tidak terlena dan bekerja keras lagi.

Jika mau berpikir jernih, justru membangunkan untuk tidak kepedean dan melihat bahwa kemenangan sudah pasti. Lengah dan malah menjadi bumerang. Ingat angin sepoi-sepoi malah menjatuhkan karena kantuk, angin kencang membuat waspada.

Ada hal baik secara lebih mendasar sebenarnya, di balik itu, koalisi 02 yang pernah memerintahkan boikot media arus utama, jadi girang dan malah kembali membaca media. Artinya, bahwa mereka sudah bertobat dan kembali pada jalan yang benar. Bagaimana pun media dan membaca itu penting, sehingga arus informasi ngawur, asal-asalan, dan berita penuh kebohongan bisa diminimalkan.

Ketika pendukung 01 malah blingsatan dan secara berlebihan menuding pada ranah yang tidak perlu itu menghabiskan energi, konsentrasi malah pecah, dan apa yang sudah seharusnya diatasi  malah menjadi bumerang. Banyak isu perlu diatasi untuk membela Jokowi daripada ribut kalau Kompas ngamret, Kompas tidak netral dan sebagainya.

Selisih suara pun masih relatif jauh, jangan berkonsentrasi pada satu sisi angka psikologis di bawah 50% itu semata. Ketika hanya satu sisi yang disoroti malah cenderung melihat itu ke mana-mana. Bias dan tidak fokus.  Padahal banyak indikasi lain masih bisa menjadi bahan kebanggaan dan kepercaayaan diri yang cukup.

Selisih angka masih pada kisaran dua digit, coba bandingkan dengan waktu yang tersisa, padahal mereka memperoleh kenaikan hanya satu digit itu dalam waktu enam bulan. Apanya yang harus membuat sewot dan tuding sana-sini.

Mereka menabuh genderang tidak percaya media, namun begitu mendapatkan angin segar sedikit saja langsung memuja setinggi langit. Hal yang menjadi lucu dilakukan para pendukung Jokowi yang malah seolah blingsatan dan bisa-bisa melupakan fokus pada dukungannya bagi kemenangan Jokowi.

Genderang ketidakpercayaan media, ya biar saja, mana bisa meyakinkan orang yang sudah membutakan mata dan menulikan telinga terhadap segala hal seperti itu. Artinya ya biarkan saja mereka dengan perolehannya itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun