Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

9 Alasan Tidak Memilih 02 dan Memilih Jokowi

25 Maret 2019   07:50 Diperbarui: 25 Maret 2019   07:56 2256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Sering kampanye hanya berisi isu-isu lagu lama, PKI, antiagama, antiulama, kriminalisasi, menghilangkan pelajaran agama, tidak akan ada adzan, dan sejenisnya. Jelas mereka akan menolak itu kampanye resmi mereka namun siapa yang dirugikan dan siapa yang diuntungkan.  Jelas memperlihatkan wajah demi suara semata, bukan demi bangsa dan negara bukan?

Soal lama, mengenai hutang. Jelas kog potensi kekayaan  negeri ini mampu mengatasi jumlah utang itu, prosentasenya pun meyakinkan. Ke mana larinya uang yang didapat itu, jelas di depan mata, namun mereka hanya menggaungkan jumlah utang, dan sering gagal menjawab ketika dibantah.

Apa yang disajikan jelas bukan fakta namun sebagian fakta yang dibiaskan.

Alasan keempat, kecurangan pemilu dan deligimitasi lembaga negara

Beberapa kali isu yang berkaitan dengan keberdaan netralitas penegak hukum, lembaga negara, dan penyelenggara pemilu. Hal yang terus menerus diulang, namun juga lagi-lagi tidak menemukan faktualisasinya. Mereka tetap tidak mengakui salah dan akan mencari bentuk dan upaya lain. Apa iya model demikian itu pemimpin yang baik? Jelas bukan, penggila kursi kekuasaan semata.

Berkali uang dari kertas suara tercoblos tujuh kontainer, transportasi ada huruf asing dan aseng, kapolda mau dicopot karena tidak netral, dan terbaru memanggil pemantau asing yang belepotan itu.

Alasan kelima kecenderungan menggunakan berbagai cara demi mendapatkan kemenangan.

Bekali ulang kebohongan ditebarkan. Meminta maaf dan mengulanginya lagi. Ini jelas hanya trik buruk semata demi mendapatkan ingatan publik. Mengerikan ada bedanya dengan fasis jika demikian.

Beberapa kasus yang perlu diingatkan kembali soal tempe setipis ATM, kasus Ratna Sarumpaet, TKA China, soal rakyat tidak makan infrastruktur, dan begitu banyak tipuan lain. Padahal banyak  hal lain yang bisa dijadikan bahan kampanye, mengapa memilih kebohongan?

Alasan keenam, memiliki kecenderungan untuk memainkan politik identitas.

Jelas akan dibantah namun makin kelihatan. Jauh-jauh hari isu partai Allah dan partai setan didengungkan. Rekomendasi ulama menjadi rujukan. Isu ini dan itu selalu dikaitkan dengan agama, namun diminta tes baca Alquran diam saja. Ibadah saja perlu kehebohan.  Hal-hal yang sejatinya mundur dari alam Indonesia yang beragam ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun