Kegagalan dalam banyak hal, padahal sederhana tinggal meneruskan, namun karena kesombongan politis, malah jadi kacau. Jelas banjir, di depan mata, malah menuding ke sana ke mari. Jelas ini kualitas pemimpin bukan soal ide atau gagasan lagi.
Beberapa keluhan mengenai birokrasi yang kacau, petugas lapangan bagian kebersihan yang hilang dari peredaran, ini jelas mempertontonkan hanya soal gengsi kinerja apik yang lalu dibuang. Apa iya Indonesia yang demikian maju mau dibawa mundur lagi?
Program andalan dan hanya satu-satunya OK-OCE, mau dibawa ke ranah nasional. Toh di daerah pun belum ada dampak signifikannya. Hanya semata kata dan ide, belum ada implementasi yang cukup berdampak.
Tim dan staf yang membengkak  terus. Kecenderungan bagi-bagi kue jauh lebih kuat di sini. Demokrasi yang ditata dengan baik dihancur leburkan. Pun bangsa yang mulai tertata mosok mau dirusak lagi, rela?
Pengelolaan keuangan yang kacau, daerah saja kacau, mau dibawa ke tingkat nasional? Jelas tidak perlu. Biar saja Jakarta sebagai tugu peringatan kesalahan itu mahal harganya. Jangan diulang untuk skala lebih besar lagi.
Paling jelas, dalam debat, capres 02 mengatakan mendukung program pemerintah, lha buat apa ganti kalau program sama, pemerintah masih  sah secara UU untuk kembali memimpin. Mosok mau diganti dengan yang belum teruji.
Pernyataan dukungan ini jelas bukan bahwa tidak perlu diganti,  lha mana ada mengaku oposisi namun tidak memiliki visi dan  misi untuk mengganti. Apa yang dimiliki hanya cenderung antitesus, mengubah nama dengan isi sama, malah mendukung lagi.
Mau mengganti itu ya harus memiliki program yang lebih baik, lebih menjanjikan, dan lebih meyakinkan di dalam program ataupun gagasan. Lha masa kampanye mau habis, satupun hal baru sama sekali belum ada.
Pengalaman FBR itu menjadi pengalaman berharga, cukup warga Jakarta yang pernah dan telah salah pilih. Jangan sampai negeri ini dikorbankan demi hasrat berkuasa semata pribadi-pribadi obsesif namun abai tanggung jawab model demikian.
Pengakuan serius yang perlu dicamkan dengan baik oleh pemilih di seluruh negeri. Kerusakan dan kemunduran Jakarta telah memberikan bukti, bahwa merusak itu lebih cepat daripada membangun. Cukup Jakarta saja, jangan rusak negeri ini untuk coba-coba.
Terima kasih dan salam