Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ryamizard ke Dhani, Terima dengan Ikhlas saja

28 Februari 2019   09:00 Diperbarui: 28 Februari 2019   09:17 1514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kata kunci jawaban Ryamizard soal surat  dari Ahmad Dhani, menutup dalam sebuah pemberitaan, dengan jalani dengan ikhlas. Cukup mengejutkan bagi pengirim surat tentunya. Bagaimana ia yang telah "membongkar" jasanya dan kemudian dijawab dengan jalani saja dengan ikhlas, saya bukan orang politik dan tidak memiliki musuh.

Cukup menarik apa yang dilakukan Dhani, mengirim surat dengan isi mengenang atau kasarnya mengungkit jasanya ketika konser di Aceh beberapa waktu lalu.  Mengapa tiba-tiba begitu?  

Reaksi atas tawaran penangguhan dengan jabatan dari elit pendukung mereka tidak cukup menakutkan bagi penegak hukum. Mulai dari ketua MPR, pimpinan dewan, hingga capres, tidak cukup menakutkan bagi penegak hukum untuk takut dan mau memberikan penangguhan penahanannya Dhani.

Beberapa hal yang patut dilihat dari perilaku Dhani dalam isu surat itu adalah, pertama, mengungkit jasa yang pernah dilakukan. Dapat diyakini, bahwa ia tidak sendiri dan gratis, namun bersama kelompok dan sebagai profesional tentu telah dibayar. Tidak ada hal yang patut bisa menjadi sebuah jasa. Benar bahwa kondisi itu sangat membantu, namun toh sebagai pelaku seni dan warga bangsa itu bukan jasa dan prestasi yang bisa membuatnya seenaknya sendiri.

Kedua, berteriak NKRI harga mati, lha kalau dinilai itu sebuah jasa, prestasi, dan sebuah capaian luar biasa, apa iya, warga bangsa mengatakan itu sebagai sebuah prestasi? Bukankah itu hal wajar, hal yang  menjadi sebuah konsekuensi logis atas hidup berbangsa dan bernegara?

Ketiga, aneh dan lucu juga ada orang menggugat  negara dan penegakan hukum, eh dengan mengungkit, apa yang telah ia berikan pada bangsa dan negara. Tidak sepadan, sebesar-besarnya apa yang telah ia lakukan bukan?

Keempat, ada upaya yang lebih cenderung politis untuk mencari kekuatan dari kubu koalisi pemerintah, di mana kali ini  Menhan, Ryamizard Ryacudu.  Jika demikian, ternyata kekuatan trio capres, pimpinan dewan, dan majelis itu tidak cukup berharga dan mampu memberikan pengaruh yang meyakinkan bagi penegak hukum bisa berpengaruh bagi keinginan mereka.

Tanggapan Menhan Ryamizard cukup bagus dan menenteramkan hidup bersama sebagai satu bangsa yang utuh. Pernyataan dan jawaban, bahwa ia bukan orang politik, tidak ada musuhnya namun  lawan negara adalah lawannya yang harus dihancurkan. Konteksnya tentu bahwa Dhani selaku musisi ataupun pelaku politik itu bukan musuh secara pribadi ataupun jabatan bagi Menteri Pertahanan.

Menteri juga melihat bahwa ia tidak akan, tidak boleh, dan pasti tidak akan melakukan intervensi pada penegakan hukum. Ditambhakan pula bahwa Pak Menteri juga ingat apa yang dilakukan Dhani di masa lalu, dan itu penting, namun tidak mempengaruhi pandangannya pada kasus hukum yang di hadapi Dhani.

Nasihat cukup baik, adalah ketika menteri juga memberikan saran untuk Dhani menjalani saja proses hukum dengan ikhlas. Nasihat cukup bijak dan benar, bahwa itu adalah tanggung jawab dari apa yang telah ia lakukan.

Dari dua sisi yang tampil, dapat dilihat sebagai berikut;

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun