Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pencitraan Jokowi Makin Terlalu

24 Februari 2019   09:00 Diperbarui: 24 Februari 2019   09:20 1913
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Susah memang menghadapi capres yang satu ini. Mosok ada membezuk istri presiden keenam, sempat-sempatnya mampir ke salah satu pasien, yang merupakan  anak caleg dari partai surga, sekaligus artis. Di sana ia memberikan hadiah boneka dan berjanji mengajak ke istana Bogor. Istrinya mendoakan cepat sembuh dan balik ke Indonesia.

Terlalu, kata Mbah Peank dan Bang Oma, sesepuh partai yang ibu pasien bela pun ada di sana, belum ada pemberitaan apapun, apalagi media sosial yang selalu up date, juga tidak mewartakan adanya kunjungan itu. Artinya benar kan terlalu, mendahului yang lebih dekat. Apa namanya kalau bukan pencitraan.

Berkali ulang, perilaku pencitraan itu dilakukan. Sok-sokan membuat BBM satu harga. Kan songong dan belagu kata orang Betawi, sudah enak-enakan, nyaman, eh harus dicabut subsidinya.  Begitu pun harga naik turun kek ingus itu.  Enakan dulu, BBM naik dan turunnya sesuai kepentingan penguasa. Mayan bisa nimbun dulu dan pas naik dikeluarin.  Sekarang naik turun gak ngaruh. Ganggu orang mau enak kog.

Gegayaan memang presiden satu ini, mosok melimpah doktor, bahkan profesor yang kompeten di Kelautan, malah orang lulusan SMP suruh kelola kementrian. Pantes saja bisanya hanya nenggelamin kapal. Pantes kalau banyak nelayan makin susah berlayar dan cari ikan. Coba gak gaya dengan memercayakan pada lulusan SMP. Memalukan bukan, di kancah internasional?

Free Port yang enak-enakan untuk bancaan, eh gaya diambil alih. Syukurin Amrik marah dan gak lagi dukung. Mau andalkan siapa coba kalau Amrik marah? Mau minta dukungan China aseng dan kuminis itu? Srahnya jelaskan ke China karena memang keturunan aseng. Pantes saja ngelawan Amrik.

Menyakiti orang Jawa yang sudah memilihnya, banyak pemilih dari Jawa yang dikecewakan, karena lebih memilih Papua sana. Buat apa coba dibangun hanya untuk segelintir orang. Bayangkan penduduk cuma seumit begitu  harus diberi banyak banget. Kan orang Jawa jadi kekurangan dana dan kesempatan membangun. Payah pilihannya memang.

Tuh bangga dan bergaya hanya potong pita atas rencana Harto, pembangunan Beye saja mengaku sudah membangun jalan tol trans Jawa. Semua juga bisa karena sudah direncanakan dan dibangun presiden-presiden yang lalu. Gunting pita sih gampang. Apa mampu mikir dan merencanakan seperti Harto dan Beye? Gak akan.

Buat apa sih kereta cepat, LRT, MRT hanya pemborosan dan menyenangkan elit semata. Rakyat kebanyakan tetap saja hanya ndlongop, dari utang lagi uang yang dipakai. Mosok semua rakyat harus bayar utang yang nikmati hanya segelintir. Ke mana keadilannya kalau begitu?

Ormas baik-baik   dibubarin, orang kritis dibui, medsos diintip, dikit-dikit ditangkepin, padahal mereka pejuang dan membela agamanya. Mosok pembela agama dibui karena tidak mendukungnya. Dasar pemerintah otoriter, tipis kuping yang tidak mau mendengar masukan. Kalau mendukung  omong apapun boleh dan bebas dari jerat hukum.

Pencitraan sok sederhana, kumpulkumpul keluarga dan photo-photo padahal pakai uang rakyat, manggil wartawan lagi. Buat apa coba, mana ada presiden sebelumnya begitu. Ke mana-mana baju putih, tapi rekening di luar negeri banyak. Omong kosong ditutupi baju sok sederhana.

Kalah debat menjebak rivalnya dalam debat pilpres, bahasa Inggris belepotannya mana dipahami dengan baik oleh orang yang  bahasa sehari-hari dengan bahasa Inggris. Jelas mempermalukan karena kalah kelas dalam debat.

Mengaku membangun jalan 191 ribu kilometer. Jelas membual dan bim salabim ala Pak Tarno bukan, plok...plok...muncul jalan.  Bayangkan coba empat tahun lho. Bumi nya pasti penuh dengan jalan ala Jokowi. Diberi tahu para pemujanya ngamuk, meradang, dan tidak terima. Kalah ya kalah tidak perlu sewot, diberitahu doktor malah ngeyel. Mana mampu menteri saja SMP dijawab doktor ya memble dan plonga plongo.

Sok-sokan ke kampung nelayan. Jelas saja menterinya hanya jebolan SMP jelas lah kehidupan nelayan makin buruk. Buat apa datang ke kampung nelayan. Tidak akan ada peningkatan, mblangsak iya. Toh wakil ketua dewan juga mengunjungi, dan diterima dengan baik. Kedatangan presiden tidak disambut tuh, wong nelayan makin susah kog.

Mengganti pejabat tinggi seperti KSAD, panglima TNI apalagi komisaris di BUMN, semua teman-temannya, relawan yang memenangkannya. Susah mengharapkan perubahan dari pemerintah ala dagang sapi begitu, jelaslah hanya tukang kayu  berubah  jadi tukang dagang sapi. Dasar presiden boneka dan petugas partai.

Orang miskin makin banyak, begitu malah bangun jalan tol, buat apa, rakyat gak makan semen dan cor-coran, diberi tahu,  bahkan lembaga internasional juga sudah menegur. Dasar koppig, diberi tahu yang pinter gak mau percaya. Pantes kalau dari hari ke hari makin hancur negara ini.

Janji swasembada pangan, eh malah impar impor terus. Harga-harga makin melambung, banyak kasus bunuh diri karena tekanan ekonomi, begitu juga masih kepala batu nyabuti subsidi seenak perutnya sendiri.  Mencekik rakyat sendiri kog bangga.

Sudah mirip kamret belum? Itu litani serba salah Jokowi. Percaya begituan? Ya maaf  bodoh namanya. Yang jelas itu hanya kenyinyiran orang stres. Jokowi sekali lagi, Jokowi lagi.

Terima kasih dan salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun