Mengaku membangun jalan 191 ribu kilometer. Jelas membual dan bim salabim ala Pak Tarno bukan, plok...plok...muncul jalan. Â Bayangkan coba empat tahun lho. Bumi nya pasti penuh dengan jalan ala Jokowi. Diberi tahu para pemujanya ngamuk, meradang, dan tidak terima. Kalah ya kalah tidak perlu sewot, diberitahu doktor malah ngeyel. Mana mampu menteri saja SMP dijawab doktor ya memble dan plonga plongo.
Sok-sokan ke kampung nelayan. Jelas saja menterinya hanya jebolan SMP jelas lah kehidupan nelayan makin buruk. Buat apa datang ke kampung nelayan. Tidak akan ada peningkatan, mblangsak iya. Toh wakil ketua dewan juga mengunjungi, dan diterima dengan baik. Kedatangan presiden tidak disambut tuh, wong nelayan makin susah kog.
Mengganti pejabat tinggi seperti KSAD, panglima TNI apalagi komisaris di BUMN, semua teman-temannya, relawan yang memenangkannya. Susah mengharapkan perubahan dari pemerintah ala dagang sapi begitu, jelaslah hanya tukang kayu  berubah  jadi tukang dagang sapi. Dasar presiden boneka dan petugas partai.
Orang miskin makin banyak, begitu malah bangun jalan tol, buat apa, rakyat gak makan semen dan cor-coran, diberi tahu,  bahkan lembaga internasional juga sudah menegur. Dasar koppig, diberi tahu yang pinter gak mau percaya. Pantes kalau dari hari ke hari makin hancur negara ini.
Janji swasembada pangan, eh malah impar impor terus. Harga-harga makin melambung, banyak kasus bunuh diri karena tekanan ekonomi, begitu juga masih kepala batu nyabuti subsidi seenak perutnya sendiri. Â Mencekik rakyat sendiri kog bangga.
Sudah mirip kamret belum? Itu litani serba salah Jokowi. Percaya begituan? Ya maaf  bodoh namanya. Yang jelas itu hanya kenyinyiran orang stres. Jokowi sekali lagi, Jokowi lagi.
Terima kasih dan salam
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI