Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Kala Politik Kehabisan Ide Berkelas, Jumat-an dan Jalan-jalan Dijadikan Komoditas Politik

15 Februari 2019   13:34 Diperbarui: 15 Februari 2019   13:41 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Tidak ada aksi apa-apa, mereka sendiri yang bereaksi dengan berlebihan. Ini kan sebentuk kepanikan dari kubu sendiri. Sama sekali tidak ada tanggapan dari pihak rival. Upaya mempertahankan apa yang tidak dimiliki akhirnya malah menjadi masalah sendiri. Belibet dan menyalahkan pihak lain.

Photo, jika tidak mau ribet biarkan saja. Mau menegasi apa yang faktual jelas susah. Tidak heran malah membakar muka sendiri karena main apa. Akhirnya dibalik silakan juga membuat momen keluarga sendiri. Ini jelas pelecahan atas keadaan faktual mereka sendiri. Jangan salahkan yang mengolok demikian. Aksi dan reaksi dalam politik jelas sangat wajar.

Mirisnya apa yang terjadi selama kampanye ini adalah kecenderungan hanya mengulik dan membesar-besarkan kelemahan dan potensi lemahnya rival. Program, visi dan misi, rancangan lima tahun ke depan sama sekali tidak tampak dipermukaan dengan gamblang.

Kerugian luar biasa bagi negara yang sedang melaju kencang ini. Sayangnya ada upaya untuk menahan laju karena beberapa kepentingan sesaat dan sesat oleh sebagian kecil pihak yang selama ini telah enak berpesta dan bancaan atas negeri ini.

Terbiasa tidak bekerja tetap menerima gaji, kini harus bekerja. Biasa memalak sana sini, kini harus mengencangkan ikat pinggang karena upeti makin seret. Padahal gaya hidup dengan istri dan bini di mana-mana kini susah harus berbagi dengan banyak dapur, sumur sudah ditutup dengan tertib hukum yang baik. Menyalahkan pemerintah, menuding KPK, dan membakar rakyat agar menolak kebaikan dan mendukung perilaku tamak mereka.

Model demikian yang mau dijadikan pemimpin. Logis kata Mahfud MD, perilaku politik jawab dengan politik, jangan lagi pilih orang-orang dan partai politik ugal-ugalan tidak mendasar.

Terima kasih dan salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun