Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Hoax Receh Akhir dan Awal Tahun ala Capres ini

5 Januari 2019   10:00 Diperbarui: 5 Januari 2019   10:27 600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa hal di atas memberikan bukti bahwa capres satu ini memang ugal-ugalan, ceroboh, tendensius tanpa dasar, dan seenaknya sendiri membuat pernyataan asal memperoleh keuntungan pribadi. Arahnya sih jelas mendeskreditkan pemerintah melalui peran BPJS, bukan soal alat atau RSCM-nya saja.

Ugal-ugalan. Perilaku abg labil, bukan kelas seorang capres jika masih demikian sebnarnya. Bayangkan capres kog seperti anak sekolah lanjutan pertama atau atas yang langsung ambil gir dan tawuran hanya karena cewek yang ditaksir jalan dengan cowok, tanpa ba bi bu tawuran. Ternyata cewek itu dengan abangnya. Pemikiran cupet lebih cepat otot dan ngotot.

Rangkaian perilaku ini, adalah soal mudahnya minta maaf, permohonan maaf jelas perilaku ksatria dan jiwa besar, namun bagaimana jika itu dilakukan dengan berulang dan sengaja jelas malah alay. Seperti abg labil yang mudah berbuat salah dan kemudian marah ketika terdesak, dan minta maaf ketika sudah mentok. Perilaku yang perlu dipertanyakan untuk menjadi pemimpin bukan?

Ceroboh,  jika ini adalah kesengajaan karena meniru pola kampanye dari Amerika, jelas perilaku miskin prestasi yang dimiliki. Ceroboh karena hanya berdasar kata orang, atau kata orang ini pun hanya catut menyatut, dasarnya bukan kata orang namun memang tidak memiliki data hanya mau menggunakan penegasan bahwa itu ada laporan. Susah berharap adanya cek dan ricek jika memang dasarnya adalah ceroboh.

Tendensius tanpa dasar. Jelas yang dipakai adalah kepentingan orang, namun sejatinya itu hanya kedok, yang menjadi sasaran adalah pemerintah. Pemerintah dinilai gagal dalam menyediakan fasilitas kesehatan. Sayangnya itu sudah terbantahkan dengan jelas dan lugas. Toh masih mencoba berkelit.

Baik dan benar melakukan dan melontarkan kritik itu, namun apakah ini kritikan atau masukan? Jelas susah menerima masukan kog modelnya demikian. Jika benar itu adalah kritik, tentu ada sebentuk alternatif solusi, atau minimal ada kehendak membangun, bukan untuk meruntuhkan. Tendensius karena berkaitan mencari keuntungan sendiri.

Menjatuhkan pihak lain adalah contoh model kepemimpinan kepiting. Menarik dan menjatuhkan pihak lain demi kepentingan sendiri. Apa iya model demikian yang mau dijadikan pemimpin?

Seenaknya sendiri membuat pernyataan, ini berkaitan dengan pola pikir dan bertindak seorang pimpinan. Bagaimana pimpinan kog berbicara seenaknya. Mempermalukan pihak lain kemudian mengatakan itu sebagai becanda, maaf karena salah informasi, atau berdalih sebagai kritik dan masukan namun abai fakta.

Alasan becanda sebagaimana muka Boyolali, boleh dan harus orang itu becanda, humoris, dan mencairkan suasana. Namun ketika merendahkan sebagai sarana mencari kedekatan, itu jelas tidak cerdas secara komunikasi. Apa bedanya dengan Srimulat dengan menjadikan bahan olok-olokan pihak lain. kog berulang terus, yakin mau dipilih?

Mengatakan kebebasan berpendapat, kritik, dan masukan, namun selalu lemah dalam data dan argumennya. Bagaimana kisah RS dan tampaknya kini juga akan berulang.  Dasarnya hanya mau mengubah persepsi baik pemerintah di mata rakyat.

Apa yang dilakukan berulang-ulang ini  satu saja tujuannya. Mendeskreditkan pemerintah demi meraup pemilih dalam pilpres mendatang. Mengapa cara ini yang dipilih?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun