Coba baca buku Syukur Tiada Akhir, milik Yakob Utama, di mana ia merasa dua kali keringat dingin di hadapan Soeharto, bukan karena kemarahannya, namun senyum dan kata singkat yang memberikan ancaman yang mengerikan. Jelas bagaimana ia memerintah.
Mengapa bukan salah Soeharto? Semua hal dalam rezim Orde Baru itu ada di tangan Soeharto seorang. Mau jadi ketua parpol, ketua dewan, mau menjadi wakil presiden, ketua lembaga tinggi dan tertinggi negara itu semua adalah ketetapannya. Tangan tunggal Soeharto. Itu jelas. Lha kini semua mekanisme terbuka saja semua salah Jokowi. Ini mana otaknya sih kog malah kebalik-balik, jelas salah dibela, yang belum tentu salah dituding.
Menyajikan data dan keberadaan pemerintahan Soeharto apa adanya, memberikan pemahaman yang baik dan benar bagi pemilih yang lahir di atas 80-an, termasuk Dahnil Simanjutak ternyata. Akses banyak yang ia miliki ternyata masih terbutakan, apalagi yang tidak memiliki akses lebih?
Apakah hal yang sudah membaik mau dibawa mundur dan menganut rezim otoriter lagi demi memuaskan beberapa pihak?
Terima kasih dan salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H