Perjalanan panjang dengan berbagai dinamika, banyak rekan-rekan menulis yang datang dan pergi. Saling berkunjung dan saling becanda, ada kemarahan, kejengkelan karena labeling, contreng, atau nomine. Semua ada masanya, semua ada dinamika masing-masing.
Riuh rendah karena undangan ke istana, pengalaman paling panas yang saya hadapi pertama kali. Toh kembali adem lagi, bersama lagi, dan saling ledek lagi. Memang ada yang pergi dan tidak kembali.
Kekisruhan kedua, soal makan siang oleh salah seorang terpidana korupsi bersama dua K-ners, ini juga jadi riuh rendah. Ada saling tuding, saling curiga, bahkan ada yang mengulik hingga IP masing-masing orang. Ramai sebentar dan kembali lagi bersama.
Pilkada DKI dan pilpres jelas membawa dua kubu yang seolah magnet sama kutub yang saling bertolak belakang. Ini pun dinamika yang sangat mendewasakan dan menujukkan kualitas masing-masing pribadi.
Pengenalan dan perjumpaan dengan K-ners mungkin tidak banyak, namun kebersamaan di dalam K banyak membantu. Tidak jauh kog karakter dalam dunia maya dengan yang nyata. Ada memang perbedaan namun itu bukan karakter dasar, hanya soal praktis dan teknis.
Kepribadian tetap bagus dan jempolan sebagaimana yang ditampilkan dalam masing-masing tulisan. Terima kasih Kompasianers atas kebersamaan selama ini dan semog masih tetap bisa berlanjut apapun pilihan politik, pilihan nominasi, dan pilihan gaya berinteraksi.
Terima kasih dan salam
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI