Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Politik Keutamaan ala Gandhi dan Politik Ketakutan ala Trumowo

21 Oktober 2018   19:25 Diperbarui: 21 Oktober 2018   19:58 638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun bagaimana soal gorengan isu Freeport, isu menjadi tuan rumah pertemuan IMF-WB, dan banyak hal yang akan hilang menguap begitu saja ketika mendapatkan bantahan dengan data dan fakta. Tentu masih banyak yang ingat soal Menteri Susi yang marah besar kepada Sandi, dan  dengan enteng Sandi mencabut lagi pernyataannya itu. Itu bukan sepele, itu sengaja. ? Kali ini Prabowo turun gunung juga dengan pernyataannya soal hotel di Bali milik asing, lha memang hanya selama Jokowi pendirian hotel itu? Atau  memang bisa hidup tanpa asing, sendirian di tengah dunia modern ini? Kebohongan yang disengaja, apa itu pemimpin yang baik

Ancaman akan Ada Kerusuhan jika Kalah.

Trump berkali-kali mengatakan itu. Negara dalam bahaya jika banyak imigran dan membiarkan "teroris" merajalela, dalam konteks merujuk agama tertentu. Sentimen agama dan menebarkan ancaman adanya keadaan buruk yang akan terjadi.

Secara eksplisit memang tidak ada hal demikian dalam konteks pilpres kali ini, atau belum namun ada dua indikasi secara tidak  langsung sudah dinyatakan.

Pilkada DKI, jika Ahok menang akan ada kerusuhan, dan itu ada memang pergerakan masif, pelaku pengumpulan massa sekaligus penebar ancaman. Sama mereka namun membuat kamuflase berbeda. Pelaku seolah pihak lain.

Prabowo pernah mengatakan Indonesia akan bubar pada 2030 jika kepemimpinan lemah. Artinya pemimpin saat ini lemah dan perlu pemimpin yang kuat seperti dirinya.

Tuduhan Pemilu itu Penuh Kecurangan

Trawowo mengatakan yang identik.  Mereka paham kalah secara fair, maka menyerang adalah pertahanan terbaik. Menuding pihak lain curang untuk membuat pendukungnya menjadi militan. Melupakan sisi rasional dan bertindak irasional, mendengung-dengungkan soal kecurangan. Pengerahan massa dari KTP warga asing, China lagi tertuduhnya, padahal Prabowo keturunan China, jumlah pemilih yang ganda ada 25 juta, dan akan seperti 2014 di mana akan menuntut ke mana-mana, entah apa juga menuntut Tuhan, dengan dalih Jokowi curang lagi nanti?

Faktanya juga tidak demikian, toh semua peradilan menyatakan yang sama mosok semua peradilan dengan perangkatnya semua disogok oleh pemenang atau penguasa? Apa iya bisa demikian, tidak ada yang bocor dan mengaku? Jika rekayasa tetap akan terbuka.

Kepemimpinan itu akan menunjukkan sisi asli dari pribadi tersebut, pilihan mereka itu penuh keutamaan atau ketamakan. Penuh kebaikan atau kejahatan. Memberikan jaminan dan harapan ketenteraman atau kecemasan.

Memilih itu jangan hanya emosional karena kesamaan label tertentu, namun perlu juga membaca rekam jejak. Bagaimana perilaku selama ini, atau hanya tiba-tiba menjadi baik dan merakyat, lagi-lagi tiba-tiba.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun