Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Hari Pangan Sedunia, Sisa dan Sampah Makanan

15 Oktober 2018   05:00 Diperbarui: 16 Oktober 2018   18:12 1620
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ilustrasi: mldspot.com

Dalam sebuah penelitian lembaga internasional, Indonesia menghasilkan sisa dan sampah makanan per tahun per orang sebanyak 300 kg. 

Besaran ini peringkat ke dua di dunia, di bawah Arab Saudi dan di atas Amerika Serikat. Tentu miris jika membayangkan besaran makanan yang terbuang, baik sengaja, karena kerusakan atas penyimpanan, dan seterusnya.

Kisah pertama, dalam sebuah acara kenduri, tuan rumah duka menyediakan nasi dengan lauk gulai kambing. 

Memang banyak yang tidak bisa makan daging kambing apalagi dengan masakan gulai. Mirisnya ia tetap terima, tidak dimakan, malah dijadikan asbak bagi abu rokoknya. Miris tapi tidak bisa berbuat banyak, ada nasi disia-siakan demikian.

Kisah kedua, jika kita makan dalam pesta apapun bentuknya, baik prasmanan, ataupun model dus, piringan, atau apapun jenisnya, kecenderungan mengambil atau menerima namun tidak menghabiskan itu seolah biasa saja. 

Memang ada juga budaya yang meyakini bahwa menyisakan sedikit, ingat nasi dan secuil lauk dinilai sebagai sopan dan tidak rakus atas makanan. Simbol itu sangat sedikit, bukan sebagian besar.

Kisah ketiga, dalam sebuah pemberitaan di televisi sekian tahun lalu, diberitakan, ada tabiat membuang bungkus nasi jatah makan siang dari sebuah pabrik ke balik tembok pemisah kawasan perusahaan, ternyata di balik tembok itu banyak orang yang datang untuk mengais sisa atau ada pula yang netheli, melepas butiran nasi yang menempel pada kertas pembungkus nasi.

Kisah keempat, di daerah Boyolali, setiap tahun ada budaya nyadran, dalam perayaan ini, akan ada "pengemis" yang nyadong saweran dengan menggunakan tenggok,  di dalam wadah itu, mereka menampung nasi, lauk, apapun pokoknya di masukan jadi satu.

Rekan saya mengatakan, bahwa orang-orang itu nanti akan memilah lauk, krupuk, nasi, dan seterusnya. Karena jelas nasi itu tidak akan termakan karena campur aduk dengan berbagai jenis makanan. 

Orang yang meminta-minta itu relatif kaya, punya sapi, dan nasi itu katanya akan dipakai untuk ngombor sapi, dan lauk bisa ayam atau daging yang akan disimpan untuk dimakan.

Bisa dibayangkan berapa banyak makanan yang tersia-siakan. Hampir semua rumah memiliki makanan yang sejenis dan masuk rumah ya makan-makan dan makan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun