Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kala Partai "Tuhan" Menjadi Agen Bisikan Setan, Hanya di Indonesia yang Bisa

9 Oktober 2018   09:02 Diperbarui: 9 Oktober 2018   09:10 927
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa waktu lalu, seorang sesepuh partai hasil reformasi, mengaku pahlawan reformasi, dan berkali ulang nyapres, membuat pemisahan partai setan dan partai "tuhan". Toh tidak laku juga, nah menjadi masalah ketika ratna Sarumpet mengaku membuat kisah palsu dengan menyatakan, bisikan setan,  yang membuatnya bisa berbuat seperti itu.

Sebelum kisah ini terkonfirmasi sebagai kebohongan dan kisah palsu, hampir semua elit partai "tuhan" ini sudah menyebarkan berita dengan segala bumbunya. Hampir semua, karena toh tidak semua elit partai terlibat semua, hanya satu dua penggede, atau bekas penggede yang seolah menari riang gembira karena adanya kisah heboh yang bisa merontokan suara kubu sebelah.

Jadi bertanya-tanya nih, apa iya dikotomi, pemisahan itu benar-benar sesuai dengan fakta lapangan, kinerja dan motivasi di dalam berpolitik sudah sesuai dengan kehendak Tuhan, atau malah melakukan perilaku setan sih?

Tentu bukan hendak membahas itu, itu bisa artikel lain dan sudah basi juga. Menarik justru ketika yang menglaim diri partai "tuhan" malah menjadi agen penebar bisikan setan. Ini aktual, masih baru, dan dinyatakan sendiri oleh pelaku-korban-dan mungkin juga perancang sekaligus. Ia mengisahkan "penganiayaan" itu karena bisikan setan. Hayo, mana setan mana "tuhan" sih?

Sejak kecil dan tua, saya itu kalau membaca, atau diberi pelajaran tentang Tuhan ya jelas bagaimana yang tidak terlihat itu bisa dikenali dari buah dan karya dari sesama danlingkungan. Beberapa hal yang memberikan indikasi itu karya Tuhan dan sekaligus ciri apa yang menjadi rencana kerja iblis, adalah:

Cinta kasih apapun wujud dan bahasanya. Mengedepankan cinta dan bukan menebarkan kebencian, caci maki, kerusuhan dan pilihan jelek lainnya. Ketenangan akan  menjadi ciri yang jelas pribadi penuh cinta. Mosok sih orang yang penuh cinta akan menghardik, muka keruh penuh angkara murka dan dendam?

Memperbesar dan menemukan titik temu, bukan justru memperlebar perselisihan, perbedaan, dan kesenangan untuk membuat keadaan kisruh. Ada di mana para penghuni partai yang katanya partai "tuhan" dan sisi lain yang dituduh sebagai partai setan itu. Semua paham kog, ingat rekam jejak, jangan hanya bicara satu kasus saja.

Karya kebaikan dan Roh Baik juga akan membawa pribadi-pribadi pembangunnya untuk mau berbagi, bukan malah mengumpulkan. Ingat siapa yang banyak dicokok KPK, siapa yang memushi KPK, atau masih mau lupa siapa saja? Tengok saja sendiri atau tanya Mbah Google.

Karya Roh Baik itu biasanya akan berorientasi pada yang lain, bangsa, negara, daerah jika itu pimpinan dan dewan daerah, kepentingan sendiri dan kelompok itu nomor sekian. Skala prioritas itu jelas. Nah kan lagi-lagi jelas, ketika hanya ribut soal kursi dan jabatan sendiri, teman sendiri, itu karya siapa, Tuhan atau setan? Jelas banget kan.

Keberanian bertanggung jawab atas perilaku, bukan malah ngeles apalagi model tiji tibeh, mengajak orang lain jatuh bersama. Apa bedanya dengan kepiting jika demikian. Memalukan ketika  menyitir hal-hal rohani, spiritualitas, namun kemudian di waktu yang sama menuding pihak lain sebagai pelaku lebih jahat. Siapa saja, toh para  pembaca sudah paham. Itu karya setan atau Tuhan?

Kinerja Roh Baik itu akan membuat hidup tenang, fokus, dan jalan pada rel yang benar. Ada kesalahan diperbaiki, bukan malah mencari kambing hitam. Kembali terbukti, siapa yang berdalih, mencari-cari pelaku yang patut dipersalahkan, dan merasa diri hanya korban. Khas perilaku setan yang tidak mau mempertanggungjawabkan perbuatannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun