Coba kalau mengatakan juara olimpiade matematika, selamat ya anak cerdas, ya tidak akan memberikan pengaruh yang signifikan. Beda jika mengatakan itu pada anak yang lima kali tidak naik kelas dan akhirnya naik kelas. Memberikan dampak positif.
Kelucuan berikutnya adalah, mereka ini kan barisan yang mengusung Prabowo-Sandi, namun nampak dengan jelas main mata juga dengan pasangan Jokowi-KHMA, kembali mirip anak abg alay yang tebar pesona ke mana-mana. Satu ditolak, masih ada yang mau menerima.
Perhatian bagi kedua kebersamaan, apa iya model politikus berpolitik demikian yang akan mengupayakan bagi negara dan bangsa yang lebih baik lagi? Oposisi itu tidak buruk kog, sepanjang menjalankan perannya dengan baik, mengritik dengan data dan fakta, bukan asal-asalan. Jika mau berdiri berhadapan dengan partai yang sedang menguasai pemerintahan, ya terima dengan lapang hati.
Fokus Demokrat  jelas tidak jauh dari apa yang ingin dilakukan SBY, kursi untuk AHY. Jelas fokus adalah posisi bagi AHY. Jika Jokowi yang menang, masih juga ada kesempatan untuk "nitip" kan sang putera ke dalam kabinet. Pertanyaan selanjutnya, lha apa bedanya dengan mendukung Prabowo tapi masih berpikir kalau Jokowi-KHMA pun bisa diharapkan menang.
Hal ini bukan spekulasi asal-asalan, lha nyatanya dengan berbagai dalih memberikan kebebasan yang aneh dan lucu, ketika kadernya boleh mendukung Jokowi-KHMA, padahal secara administratif politis, mereka mendukung Prabowo-Sandi. Â Hanya Demokrat yang demikian.
Apa yang ditampilkan jelas model remaja galau yang tebar pesona  ke mana-mana dan bisa menjadi tidak dapat apa-apa karena orang menjadi jengkel dan maaf muak dengan pendekatan yang berlebihan demikian.
Selalu saja mengatakan dan mengedepankan politik itu cair, tidak ada kawan abadi, yang ada adalah kesamaan kepentingan. Nah jangan lupa toh ada pula etika yang perlu dijunjung tinggi, bukan asal-asalan demikian.
Dengan berlaku demikian, sejatinya Pak Beye justru melemahkan potensi AHY yang seolah-olah tidak mampu eksis dengan upaya sendiri. Sudah berlebihan apa yang dilakukan Pak Beye. Potensi sendiri malah tertutupi oleh upaya yang diberikan berlebihan oleh Pak Beye.
Susah berharap pada Demokrat, ini juga bisa berimbas pada pileg. Seharusnya sebagai presiden dua periode, Pak Beye jauh lebih bijak di dalam mengedepankan keinginan pribadinya di atas partai dan bangsa serta negara. Itu sah-sah saja, namun dengan laku yang elok lah.
Terima kasih dan salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H