Tidak perlu kaget dan heran, ketika Pak Beye mengatakan yang berkontes Pak Jokowi dan Pak Prabowo mengapa saya yang dihantam. Ini kan hanya mau membawa peran dia yang sama, bahkan lebih, lho aku juga ikut di antara kalian. Pola pengulangan ketika "mainannya" hilang, akan merengek dan menilai pihak lain yang merusakan atau menghilangkan, khas dunia anak.
Ketika AHY tersisih dengan sadis pada menit terakhir dalam pemilihan bakal calon wapres dua kubu, melalui orang kepercayaannya, langsung ramai dengan jenderal kardus. Mengapa demikian? Jelas tidak siap "kehilangan mainan", diperlakukan tidak adil karena uang, dan merasa bahwa itu merusak apapun yang ada.
Dalam pidato politik  ulang tahun Demokrat, yang lagi-lagi ia rayakan sendirian itu, adalah bentuk ungkapan ngambek, tantrum, yang syukur tidak ditanggapi dengan baik oleh para "orang dewasa" di sekelilingnya. Patut kalau meradang. Panggung yang terenggut itu makin porak poranda.
Puncaknya jelas dalam deklarasi damai, yang mau tidak mau harus datang dan menjadi momentum menunjukkan bahwa Demokrat dan SBY masih yang terdepan. Ia tahu persis itu hanya ilusi, bayangan kebesaran sendiri, yang abai realitas.
Ketika melihat bendera dan atribut parpolnya masih senyum-senyum, bukan pelanggaran, ketika ada atrubut rival mulai panas, ketika ada seruan, tidak tahan lagi dan meradang, pergi dari gelanggang. Apakah ini membuatnya makin besar?
Jelas tidak. Tidak akan bisa membangun dengan reruntuhan yang tidak dibersihkan. Perlu kesakitan dan proses untuk bisa menjadi lebih kuat dan kokoh lagi, dan itu sakit. Ternyata "anak-anak" tidak suka sakit. Anak lebih senang ditiup dan dikipasi, seolah-olah nyaman, namun tidak ada kesembuhan di sana.
Demokrat itu partai besar, pernah besar, salah kelola dan dipimpin pemimpin kerdil, jangan salah jika akan makin mengecil. Pasti ke depan yang akan lebih menguar tuduhan pihak lain yang membuat Demokrat hanya menjadi masa lalu.
Terima kasih dan salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H