Kekecewaan demi kekecewaan mendera, mengapa? Karena belum mau untuk legawa dan menjadi negarawan yang bisa menjadi rujukan bagi generasi selanjutnya. Sudah menjadi presiden, mau apa lagi, adakah yang lebih tinggi dari presiden di Indonesia ini? Melepaskan memang tidak mudah. Lekat itu seolah enak.
Bisa melihat dan belajar dari Pak Habibie, Pak Try Sutrisno, atau mantan ketua umum seperti Pak Hamzah Haz, Akbar Tandjung, Hatta Rajasa, dan banyak tokoh lain yang bisa ayem tenterem di masa sepuh mereka. Jangan malah meniru Pak Amien Rais yang masih saja  mengejar bayangan. Jauh lebih "berhasil" dari Pak Amien lagi, apa lagi coba.
Minimal, biarkan Demokrat berkembang di tangan orang  lain, AHY bisa juga atau Ibas, daripada ikut-ikut terkenal getah seperti karena ulah Roy seperti itu. Sangat tidak patut, seorang presiden dua periode terseret-seret anak buah yang ceroboh.
Prestasi itu akan dicatat dengan tinta emas, tidak usah khawatir dilupakan. Masih banyak lembaran yang bisa ditoreh bukan hanya menjadi politikus saja. Madegpandhita, menjadi sumber inspirasi dan nasihat bijak jauh lebih bermartabat tentunya. Bukan malah terseret perilaku jahat.
Terima kasih dan salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H