Tanah liat untuk jadi keramik, atau hanya gumpalan tanah liat, atau gerabah, kan perlu sentuhan tangan, alat dan teknologi, serta kreatifitas. Nah tanah liat itu melimpah, sentuhan tangan dingin sudah mulai menampakkan hasil, dan evaluasi pada pembinaannya.
Selama ini PSSI demikian berkuasa, seolah mengganti pelatih adalah cara jitu. Memberi target tinggi karena melihat bakat  pemain dan pelatih menjanjikan. Padahal jika mau realistis, mau mengadakan evaluasi dan melihat dengan sangat luas, sebenarnya masalah itu pada organisasi dan pengurusnya.
Liga jelas belum banyak berkontribusi pada keberadaan tim nasional yang bisa berbicara lebih jauh lagi. Akan selalu demikian jika tidak ada perubahan yang signifikan dalam menyelenggarakan liga. Liga masih sebatas ramai penonton, soal kualitas masih belum banyak berubah.
Pengurus lebih banyak petualang yang tidak tahu bola, tahunya uang dan menghasilkan uang. Ini tidak salah, namun  tidak tepat. Prestasi dulu pasti uang akan datang, itu pardigmanya, jangan berpikir uang dan uang, padahal kualitas ya masih begitu-begitu saja.  Boleh berkaca pada Eropa atau Amerika Latin, namun jangan tutup mata, mereka melakukan pemmbinaan dengan intensif dan jelas.
Regulasi klub memiliki SSB binaan, apalagi jika mempunyai akademi sendiri-sendiri. Sayang jika takenta dini dan muda hilang karena tidak terpantau dan terbina dengan baik. Tugas pengurus itu di sana, bukan malah menonton kalau menang dan pergi pas butuh dukungan.
Apresiasi untuk Luis Milla dan tim nasional yang dibentuknya, apapun ke depan, siapapun pelatihnya, jangan lupakan proses. Instan tidak akan memberikan hasil yang memuaskan.
Terima kasih dan salam