Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

(Jika Aku Menag) Tak Kenal Maka Tak Sayang

26 Juli 2018   19:35 Diperbarui: 26 Juli 2018   19:58 594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bangsa ini bangsa Indonesia yang memang secara kodrat Bhineka Tunggal Ika. Sikap ini yang dikedepankan. Dasarnya sudah dipilih oleh bapa bangsa yang berpikir ke depan. Mayoritas dan minoritas sebagai sarana devide et impera, eh malah dilestarikan bangsa merdeka. Hal ini perlu dikikis, sehingga hidup sebagai bangsa yang sama dan satu Indonesia.

Mengurangi apa-apa dengan agama. Sepakat negara ini bukan negara agama pun bukan negara sekuler, namun sering apa-apa dikaitkan dengan agama. Pejabat agamanya apa, pemain bola pun demikian, pegawai ini dan itu dikaitkan dengan agamanya. Padahal agama tidak berkaitan dengan kepemimpinan, agama tidak menunjang kinerja, skil, dan sebagainya. Agama itu relasi  pribadi dengan Tuhan.

Mengurangi kehebohan dan kepo akan agama pesohor, selibritas, pejabat, dan seterusnya. Ini menambah mudahnya berita bohong, setengah fakta, dan bahkan fitnah sebagai sarana memecah belah kesatuan yang diidamkan hidup bersama sebagai bangsa yang satu.

Agama menjadi pintu masuk dalam suasana politik yang gaduh. Stabilitas politik bisa tercapai jika memang warga melek terhadap  kehidupan agama yang tidak bisa ditarik-tarik dalam kepentingan politik, agamanya tidak salah, namun bagaimana pelaku politik busuk yang memanfaatkan sentimen agama yang memang sejak dulu kala memang demikian erat dengan bangsa ini, dan mereka masuk pada hal yang menjadi label utama bangsa ini.

Jangan sampai hal baik ini malah disalahgunakan pihak yang mau enak kekuasaan dengan memecahbelah. Coba agama itu baik kog, membawa kebaikan, tetapi ketika iblis menggoda orang fanatis sempit, semua bisa hancur berantakan. Setan yang berbahagia. Jadi Menteri Setan, apa Menteri Agama jika demikian?

Terima kasih dan salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun