Madrid dengan klub Real Madridnya telah membuat Spanyol menuai hasil seri, melawan Spanyol. Gelaran piala dunia kali ini sebenarnya sudah enggan menonton pertandingannya. Sebagaimana sekian lama sudah tidak lagi tertarik dengan liga Eropa bahkan liga Champions, namun karena ada keponakan datang, ya jadinya ikut menonton juga.
Sudah beberapa waktu sudah tidak lagi tertarik melihat pertandingan bola seperti dulu-dulu lagi. Tidak jarang sampai melanggar aturan, semalaman tidak tidur demi bisa melihat pertandingan kesukaan. Hal yang sudah tidak lagi menarik untuk sampai demikian. Sepanjang bisa menonton ya sudah, kalau tidak melihat hasil dari media cukuplah.
Madrid di balik hasil minim Spanyol. Dengan nama besar Spanyol dengan hasil kualifikasi hanya kebobolan tiga gol, pertandingan dini hari tadi, hanya satu andalan Madrid sudah sama kemasukan golnya selama babak kualifikasi.
Andalan Madrid menjadi mimpi buruk dengan tiga golnya dengan tiga cara, pinalti, serangan biasa, dan tendangan bebas. Ronaldo menjadi mimpi buruk Spanyol. Sebelas pemain hanya kalah oleh satu pemain ini.
Sehari sebelum pertandingan, Madrid juga yang membuat mimpi buruk diawali, pemecatan pelatih yang membawa ke putaran final tanpa kekalahan ini "dibajak" Madrid untuk periode mendatang. Presiden PSSI-nya Spanyol tentu jengkel dan didepaklah, sang pelatih. Jengkel atau bodoh dengan memecat Madrid tidak perlu membayar kompensasi karena memutus kontrak.
Soal pelatih, yang lagi-lagi diganti dari Madrid juga, sedikit banyak tetap memberikan pengaruh dalam permainan. Bagaimana pemain dipilih orang lain, harus diramu oleh orang lain juga, aliran bola yang biasanya lancar dan indah dari ketiga sisi, kiri, kanan, dan tengah, tadi pagi tersendat, terpengaruh mudik yang tidak lancar nampaknya, aliran bolanya tidak enak. Apalagi ditambah Portugal yang tahu diri dan memperlambat tempo.
Gol pertama, ini juga gara-gara pemain Madrid, mosok Nacho yang bersama Ronaldo sekian lama tidak paham bagaimana perilakunya yang membuat dan berbuah tendangan pinalti. Menit keempat jadilah pertandingan sejak awal sudah rusak ritmenya. Tidak sigap dan keren dalam mengawal rekannya yang tentu telah ia pahami dengan baik.
Incaran Madrid juga menjadi tambahan petaka, memang kiper satu ini sudah pernah mengatakan bolanya susah dan bisa menjadi masalah bagi kiper. Dan betul gol kedua, sepakan pelan Ronaldo pun jadi mimpi buruk berikutnya. Bola ada di tangan, seolah malah kena dorongan tangannya yang mengarah ke gawang, coba kalau tidak percaya tanya Mbah Gugel kan diberi banyak baik fakta ataupun ledekan. Nyatanya kiper sebelah tidak mendapatkan masalah yang sama dengan serangan yang lebih banyak lagi.
Madrid sisi lain dipertontonkan Costa yang berasal dari tetangga sebelah dengan balasan dua gol. Lumayan ada pelipur lara, apalagi jelas lebih "berkelas" hasil dua gol karena serangan yang memang terskema dengan baik. Dua gol yang merupakan hasil kerjasama apik dari berbagai klub bukan hanya satu orang dengan tambahan sepuluh orang pendukung.
Satu lagi dari Madrid, Nacho memberikan dan membayar hutang kena kibul Ronaldo dengan tendangan kerasnya dan  menjadikan Spanyol sempat unggul cukup lama. Skor 3-2 yang sepertinya akan sampai usainya pertandingan.
Ketika asyik menyerang, pemain  yang sering meledek Madrid, Pique membuat gerakan yang identik dengan Nacho di awal pertandingan yang berbuah tendangan bebas. Lagi-lagi pemain Madrid membuat masalah dengan gol briliannya, dan 3-3 menutup pertandingan.
Melihat pertandingan sebelumnya, Iran yang beruntung menang atas Maroko karena gol bunuh diri di masa perpanjangan waktu, bisa-bisa Spanyol tidak bisa melangkah lebih jauh. Jika tidak mengubah cara bermain, permainan yang monoton, dan umpan-umpan pendek kombinasi panjangnya yang masih mentah seperti melawan Portugal dini hari tadi.
Iran yang menyicipi kemenangan di Piala Dunia tentu mendapatkan suntikan motivasi lebih apalagi Spanyol dan juga Portugal yang memiliki nama besar, bisa kalah karena tiadanya beban Iran. Pun Maroko juga bisa berbuat yang sama. Mereka tidak memiliki beban, kalah itu wajar, seri itu berkah, menang jelas mimpi yang menjadi nyata.
Satu pertandingan timnas Spanyol yang dirusak oleh Real Madrid yang kebingungan usai kehilangan penghasil hattrick liga Champions. Dalam 24 jam mimpi sebagai tim besar yang sempat porak-poranda gelaran piala dunia lalu, melangkah dengan gagah memasuki lapangan, dan terkulai ketika keluar lapangan.
Secara pertandingan jelas tidak adil bagi Spanyol, meskipun Ronaldo menyatakan hal yang adil hasil akhir seri tersebut. Hasil yang bisa berbeda jika tidak dirusak oleh para punggawa Madrid dan pengurusnya sejak awal.
Bola memang bundar, tapi kalau sudah awalnya tidak sesuai  harapan, susah juga, belum lagi jika lolos babak selanjutnya akan lebih banyak tim lebih besar, lebih solid, dan lebih berbahaya dari pada tim Ronaldo plusnya.
Terima kasih dan salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H