Semua tentu paham proses hukum itu ya pengdilan yang menentukan, namun belum tentu bisa demikian, ketika perang opini yang menyasar iklan minuman, yang penting Jokowi salah. Padahal proses hukum sangat sederhana, biasa, dan normal. Menjaid berlebihan karena kepentingan yang ndompleng di sana.
Apakah mereka tidak tahu? Jelas sangat tahu mereka itu. Hanya karena menguntungkan dan sangat strategis dalam benak mereka. Dipaksa untuk sidang akan dijadikan alat bahwa pemerintah melakukan kriminalisasi ulama. Naah mantab bola salju liar itu.
Polemik, isu, dan persoalan mengenai Rizieq Shihab ini sebenarnya tidak sebesar kasus dan nama-nama di atas. Efeknya tidak sedasyat mereka sebenarnya. Namun menjadi seksi karena label yang dimiliki Rizieq itu sangat menjual dan memanaskan suasana.
Rasionalitas pendukung menjadi jauh lebih penting bagi Jokowi. Salah-salah kisah Kepulauan Seribu terulang. Â Jika keputusan menghentikan kasus itu pun terjadi, kebesaran hati diperlukan lebih lagi, bagaimana politik dan hukum yang diharapkan memang belum bisa sebagaimana idealnya.
Harapan menjadi negara yang lebih baik dan bermartabat itu sudah mulai nampak, tidak perlu dirusak dengan ketergesaan di mana kondisi memang belum mungkin. Keadaan yang tidak enak masih perlu dijalani.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H