Pembelaan Ruhut pada SBY jauh lebih lantang dan gila-gilaan daripada banyak kader lain. Hal ini  juga patut menjadi pertimbangan partai yang akan menerimanya, dan nampaknya tidak ada yang tidak rela mendapatkan aset seperti ini. ia mengaku anjing penjaga SBY, ya memang demikian, sering lucu bahkan maaf naif jika membela.
Dua kerugian cukup besar bagi Demokrat jika benar-benar melepaskan Ruhut yang ia sendiri merasa masih kader Demokrat. Nyatakan Demokrat juga belepotan memberikan pernyataan, menanggapi malah jadi bahan candaan, pun sering salah paham antara keinginan SBY dan bawahannya, seperti Roy Suryo kemarin. Hal yang sangat jarang dilakukan selama Ruhut yang bekerja.
Isu-isu yang menyangkut Deokrat, bisa makin berpeluang dibuka, ingat komentarnya pada anak dan bapak itu. Jelas salah satu yang ia simpan sekian lama. Proporsional ia nyatakan, siapa mengatakan ia jawab, tidak melebar. Bukan tidak mungkin sifatnya yang memang provokatif itu nantu juga memancing pihak lain untuk berkomentar dan akan disanggah dengan lebih sadis oleh Ruhut.
Faksi dalam partai tentu tidak baik, namun tidak ada perbedaan pun buruk. Partai yang ada perbedaan namun sepakat dalam hal-hal yang esensial, perpedaan yang bisa memperkaya partai itu yang seharusnya terjadi. Berbahaya jika parpol hanya satu warna ala ketua atau pengikut yang terdiri atas beo dan bebek saja. Dan  nampaknya hampir semua partai sama.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H