Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Politik itu Waktu dan Momentum, Seandainya Gatot Tidak Panglima di 2015

30 April 2018   15:20 Diperbarui: 30 April 2018   15:35 1034
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Langkah taktis dan strategis yang dipilih pun belum begitu menjanjikan hal yang positif sejauh ini. kebersamaan dengan komponen yang beririsan dengan kandidat kuat lain, seperti Prabowo, kelompok agama, dan kalangan khusus lainnya, bisa menjadi bumerang di antara keduanya.

Partai politik yang cenderung hanya fokus ke dalam, sebagaimana dinyatakan Gatot sebagai pernyataan frustasi ternyata tidak semudah dan seideal yang dibayangkan dulu, ketika baru melihatnya saja. Peran parpol menjadi penting bagi perpolitikan di Indonesia. Dan ini abai ia lihat, pengalaman Prabowo, Wiranto, dan SBY yang baik tidak ia ikuti.

Elektabilitas saja tidak cukup. Di sinilah yang membedakan. Dan momentum serta waktu juga diabaikan sebagaimana Yusril nyatakan bodoh tapi presiden, pinter sebagaimana dirinya dan Amien tidak bisa menjadi presiden. Ini pun frustasi tingkat tinggi. Mengapa? Karena abai akan dunia politik yang ia geluti. Aneh sebenarnya jika orang mang melintang dan erat dengan politik masih bisa berkomentar demikian.

Populer, keterpilihan, dan dipercaya pemilih menjadi penting. Satu saja lemah, sudah lewat. Pinter saja tidak cukup. Keterpilihan saja pun masih kurang,  percaya saja, tidak terkenal ya sama saja. Dan pribadi yang komplit sepertii itulah yang pulung. Mau pooling samping guling-guling jika tidak pulung, ya sudah. Pulung bukan berarti mistis, namun memiliki kriteria-kriteria tersebut, populer, dipilih, dipercaya, dan waktu yang pas.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun