Masalah kaderisasi, sering karena masalah uang, mahalnya ekonomi politik, maka orang baik miskin tersingkir, oleh politikus tamak dan rakus yang memang orientasinya mau maling. Nah mau apa jika sejak awal memang mau merampok, tabiat bandit jauh lebih jelas dan kuat jika demikian. toh dipilih langsung atau tidak langsung tidak ada bedanya.
Penyederhanaan partai politik dengan meningkatkan PT, bukan dengan  sesuka hati. Bukan parpol yang tidak dipercaya kembali berdiri lagi dengan nama yang masih juga sedikit sama, orang yang sama, lha buat apa coba?  Politik itu soal pemilihan, kalau sejak awal tidak dipilih kog masih merasa hebat dan akan dipilih, dari mana coba logikanya?
Dari sisi pemilih, masyarakat juga perlu untuk diberi pembelajaran agar menjadi melek politik, bukan semata melek uang. Dulu ada jargon terima uangnya, jangan pilih orang atau partainya, ini juga salah secara moral. Masih juga maling dari uang rampok. Lha jika demikian, buat apa, tidak ada bedanya.
Memilih dengan cerdas, bukan emosional semata. Kesamaan atas integritas bukan label atau identitas yang sering salah dimengerti dan digunakan oleh bandit untuk melindungi perilaku jahat mereka. Di sinilah peran pendidikan politik.
Selesaikan masalah bukan dengan masalah. Temukan akar permasalahan dan diselesaikan dengan tepat. Masalah ada pada kualitas yang dipilih dan motivasinya, bukan pada pemilih semata. Janganlah menyalahkan yang tidak sepenunhya salah, dan malah membiarkan yang salah merajalela di dalam kesesatannya karena kesamaan keinginan.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H