Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Pilkada Tak Langsung, Menyelesaikan Masalah atau Memindahkan Masalah?

17 April 2018   05:20 Diperbarui: 17 April 2018   12:39 1890
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masalah kaderisasi, sering karena masalah uang, mahalnya ekonomi politik, maka orang baik miskin tersingkir, oleh politikus tamak dan rakus yang memang orientasinya mau maling. Nah mau apa jika sejak awal memang mau merampok, tabiat bandit jauh lebih jelas dan kuat jika demikian. toh dipilih langsung atau tidak langsung tidak ada bedanya.

Penyederhanaan partai politik dengan meningkatkan PT, bukan dengan  sesuka hati. Bukan parpol yang tidak dipercaya kembali berdiri lagi dengan nama yang masih juga sedikit sama, orang yang sama, lha buat apa coba?  Politik itu soal pemilihan, kalau sejak awal tidak dipilih kog masih merasa hebat dan akan dipilih, dari mana coba logikanya?

Dari sisi pemilih, masyarakat juga perlu untuk diberi pembelajaran agar menjadi melek politik, bukan semata melek uang. Dulu ada jargon terima uangnya, jangan pilih orang atau partainya, ini juga salah secara moral. Masih juga maling dari uang rampok. Lha jika demikian, buat apa, tidak ada bedanya.

Memilih dengan cerdas, bukan emosional semata. Kesamaan atas integritas bukan label atau identitas yang sering salah dimengerti dan digunakan oleh bandit untuk melindungi perilaku jahat mereka. Di sinilah peran pendidikan politik.

Selesaikan masalah bukan dengan masalah. Temukan akar permasalahan dan diselesaikan dengan tepat. Masalah ada pada kualitas yang dipilih dan motivasinya, bukan pada pemilih semata. Janganlah menyalahkan yang tidak sepenunhya salah, dan malah membiarkan yang salah merajalela di dalam kesesatannya karena kesamaan keinginan.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun