Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Pornografi Anak dan Paranoid

18 Maret 2018   05:20 Diperbarui: 18 Maret 2018   15:58 2431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya sering dikirimi hal pornoaksi atau gambar porno oleh teman, hanya saya yang dikirim, privat, namun untuk lucua-lucuan, bukan yang lain. Hanya akan  ada jawaban smile ngakak dan sejenisnya, tidak ada kemarahan. Mengapa? Tahu bukan masalah pelecehan atas kemanusiaan, atau masalah mempengaruhi iman dan sejenisnya. Toh iman saya, dia juga mungkin tidak terpengaruh.

Seksualitas termasuk di dalamnya masuk pada ranah pornografi sejatinya adalah keberadaan diri. Bagaimana coba jika orang itu tidak terangsang melihat lawan jenisnya. Melihat lawan jenis seperti melihat patung atau ya sudah begitu saja demikian? Tidak akan ada kehidupan baru yang terjadi. Nafsu yang terlembaga dalam pernikahan, bisa saja membutuhkan bantuan film biru.

Pendampingan bagi anak dan remaja seturut perkembangan usia. Hal ini menjadi penting dan mendesak sehingga tidak malah menjadi gagap akan kediriannya sendiri. Seksualitas bukan barang yang jauh dari jati diri manusia.  Melekat dan utuh, hanya karena adanya norma yang sering tidak dipahami dengan baik malah menjadi kacau balau.

Keberanian untuk mempelajarinya, sehingga bukan soal tabu, saru, atau norma yang abu-bau, bahkan tidak jelas. Identik dengan orang buta menuntun orang buta. Sesuatu yang vital, wajar, menjadi heboh karena kebiasaan saja. Bisa diakses di sini

Tentu hal ini bukan membela orang tua yang lalai, namun menghakimi apalagi menghukum tidak bermanfaat, mendampingi dan membuat seksualitas sebagai hal yang alamiah jauh lebih penting.

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun