Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kejamnya Demokrasi, Nama-nama Besar yang Tenggelam dalam Pilpres

10 Maret 2018   05:20 Diperbarui: 10 Maret 2018   06:45 812
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semakin banyak orang merasa mampu namun tahu kondisi sangat tidak mudah, akan muncul pencemaran lingkungan dengan berbagai banner,iklan diri, dan narsismepolitis yang merusak pemandangan. Kampanye dengan berbagai cara, dan bisa saja uang atau modalnya tidak jelas, ujung-ujungnya adalah ketika menjabat akan mencari balikan modal. Korup menjadi gaya pemerintahan dan gaya kinerjanya. Termasuk menjadi legeslator tentunya.

Korupsi itu konsekuensi logis atas politik bea tinggi. Berteriak korupsi harus bersih tanpa membersihkan sistem politik mahal, ya sama saja omong kosong. Diperpatah budaya instan bukan budaya proses yang menjadi panglima.

Memang tidak mesti yang buruk dan tamak yang menang dalam demokrasi, bisa juga menyingkirkan yang tamak dan jahat dari kemungkinan menang jika memang rakyat sudah melek politik. Apakah itu mungkin? Sangat mungkin, harapan masih ada.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun