Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik

Melihat Kepemimpinan Edy Rahmayadi, Membandingan Gaji dengan Evan Dimas

25 Januari 2018   10:33 Diperbarui: 25 Januari 2018   10:39 1077
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Apalagi kini melimpah menjadi birokrat, banyak hal yang perlu dipelajari lagi. Hubungan birokrasi dengan militer berbeda jauh, bukan hirarkhi sekaku militer. Berbahaya nanti jika tidak disadari, akan timbul kelucuan dan kekacauan kecil seperti ini. Toh meskipun kecil bisa panjang rentetannya.

Pemisahan dengan baik apalagi jika rangkap jabatan di PSSI. PSSI oleh fulltimer,saja kacau balau, apalagi mendua dengan menjadi gubernur, jauh lagi secara geografis. Memang dengan video konferensi, atau pesawat, semua bisa dijembatani. 

Namun ini soal tanggung jawab dan kepercayaan yang tidak main-main. Pun Sumatera Utara yang lebih sering masuk bui KPK memerlukan penanganan serius. Melihat "kekacauan" selama ini, sebaiknya memang fokus salah satu. PSSI tidak bisa main-main, pun gubernur.

Melihat iklan layanan masyarakat PSSI sang ketua umum mengenakan seragam lengkap bintang tiga militer, jelas sekilas orang akan mengaitkan dengan pilgub. 

Susah melepaskan hal itu, padahal ketua umum PSSI, mengapa seragam TNI? Namanya iklan tentu sudah ada setting, ada pembicaraan, rencana, dan panjang, bukan dadakan yang karena usai upacara misalnya. Ini bukan wawancara, namun iklan. Tidak salah jika ada dugaan memang direncanakan.

Melihat pola kerjanya yang demikian, susah melihat sebagai seorang pemimpin yang akan bisa bekerja profesional, bijaksana, dan taat azas. Memang satu dua kasus bukan keseluruhan pribadi, namun dengan keadaan-keadaan demikian, bisa menjadi perhatian bahwa ada potensi penyelewengan yang tidak main-main.

Kesadaran untuk bersikap nampaknya belum ada. Kebiasaan militer yang selalu "benar" itu susah untuk luntur. Mana ada anak buah yang berani menegur pimpinan, apalagi nanti gubernur lho, siapa yang akan mengatakan kalau salah?

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun