Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Brilian, Pola Pikir DPR Agar Tidak Korup Lagi

18 Oktober 2017   20:32 Diperbarui: 18 Oktober 2017   20:35 1043
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Satu saja perubahan signifikan dewan, tidak perlu jauh-jauh dengan ide cerdas dan capaian legeslasi yang bisa membuat mereka encok, namun belajar setia dan taat aturan paling remeh, mudah, dan murah. Hadir dengan kehadiran baik. Jika mahasiswa bisa membolos 25% masih bolehlah demikian sepanjang tahun. Namun lebih banyak kursi kosong, tidur saat sidang, dan sejenisnya. Ini sangat sepele lho, kehadiran.

Sebelum jauh menuntut yang jauh lebih dalam dengan prestasi atau capaian yang selalu gagal maning gagal maningitu. Jika ini bisa terpenuhi, cek apakah penggajian, uang sidang, uang reses juga sesuai dengan daftar hadir? Ini juga masalah sangat remeh dan mendasar. Tidak pernah hadir, daftar hadir penuh, jelas gaji dan uang tunjangan dari negara lancar jaya, apa itu juga karena KPK lemah dan tidak bekerja mencegah korupsi?

Sikap Mental

Motivasi susah bisa diukur tanpa kemauan. Bagaimana selama ini dewan bekerja reaktif, jika eksekutif membuat kelalaian langsung panggil, bahkan bahasanya kadang sok berkuasa dan bersih, coba jika mereka memang mau berubah dengan pengawasan dengan lebih baik. Nyatanya mereka belum pernah terdengar menyemprit eksekutif soal anggaran. Dan sering juga kog kalau inisiatif malingan dari dewan, kubu eksekutif sering kalah posisi dengan ancaman pembekuan, hal ini bukan sekali dua kali.  KPK milik negara lain, contoh jelas Hongkong jelas sukses karena didukung penuh. Korupsi jadi musuh bersama. Lha di sini malah dipuja dan dibela mati-matian.

Penyadapan Izin Pengadilan, Salah Satu Ide DPR dan Produk Cacatnya

Ide dewan lho ini, padahal jelas-jelas ombusdman menemukan masalah di pengadilan. Bahkan pernah ada penyamaran, di pertemuan pertama, pihak peradilan sudah menawarkan jual beli kasus. Lha begini saja dewan masih ngeyeldan ngotot kog, padahal mereka yang membuat aturan, jangan amnesia, atau gak mampu mikir sejauh itu?  Artinya, peraturan yang dibuat DPR mengandung celah untuk mengamankan diri dan jajarannya. Ini jauh lebih jahat dari segala kejahatan. Jangan ngeles kalau KPK lemah, jelas lemah lah, siapa sih yang milih kan DPR juga?

KPK bukan lembaga tetap, tidak perlu ada terus jika memang tindak korupsi sudah sangat rendah. Apa bisa? Tergantu perilaku anak bangsa terutama elitnya.

Salam  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun