Penegakan hukum bukan hanya ngeles dan tindak tegas para pelaku dan penangung jawab. Bonek beri sanksi tegas, jika tidak berubah, larang menonton. Ingat holigan dan ultras saja bisa, apalagi ini yang tidak punya modal selain nekat. Kehendak baik belum tumbuh. Selama ini hukum masih tarik ulur dan belum sepenuhnya ditegakkan. Sebatas mengorbankan beberapa pihak, biasanya pelaku utama yang tidak berdaya. Padahal ini soal yang tidak hanya kasus per kasus, namun juga soal pengawasan yang buruk.
Pemeriksaan ketat bukan lagi basa-basi. Entah mengapa selalu saja terulang, ada batu, petasan, dan sajam bisa masuk ke lapangan. Padahal ada pemeriksaan. Nanti akan ngeles, jumlah petugas kurang. Padahal jika penonton dewasa, tidak perlu banyak pengawas dan pengamanan. Muluk sih, lihat liga Eropa. Saatnya semua dewasa bukan malah makin kanak-kanak.
Lagi dan lagi, pendidikan dan agama memegang peran penting. Hapal dan rapal menjadi andalan namun lemah aplikasinya. Â Mana bisa orang berpendidikan dan beragama namun mengayunkan tangan untuk melukai, bahkan membunuh bisa secara spontan. Ke mana nuraninya? Serentak demikian, kebaikan dan kejahatan dalam waktu yang sama? Berada kog sekaligus biadab.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H