Tidak banyak yang mampu begitu. Lihat Ahok terpental, Amien Rais jadi bahan olok-olokan soal buntalan 600 juta, dia diolok-oolok seperti apapun diam saja, senyam senyum terus dan kursi tetap di tangan. Mulut bisa lewat orang lain, tindakan apalagi, kenapa harus melakukan pertahanan diri yang tidak perlu. Coba sehat walafiat tiba-tiba sakit sangat parah dan kemudian ada rumor sudah balik ke rumah hanya selang sehari usai menang di praperadilan. Toh tidak ada yang mempersoalkan.
Kelemahan yang Dijadikan Kekuatan
Ia bukan pemimpin karismatis yang tiap omongannya didengar orang, dicemooh iya, beda dengan Pak Karno, Pak Amien, atau Pak Yusril, ia memilih dengan caranya dan memainkan trikk politik blusukan Pak Jokowi. Blusukan bukan ke pasar atau ke mall, namun ke lembaga-lembaga negara lain. Mana pernah ia ribut dengan lembaga lain. Ia tahu tidak populer, namun toh bukan itu satu-satunya cara untuk memenuhi hasratnya.Â
Energi yang ia keluarkan relatif kecil dan sangat tepat guna. Apa yang diingini tercapai dan sudah, tidak perlu ada yang membuatnya sakit hati. Ia pun tahu tidak perlu minta bantuan demo berseri atau massa untuk menduduki ini itu, namun siapa yang ia butuhkan itu pas dan tidak menimbulkan kehebohan dan semua usai. Coba berapa uang untuk menggerakan massa berulang itu? Bandingkan dengan kemungkinan cara lain yang lebih senyap.
Jika, jika saja kecerdikan, kecerdasan, dan keefektifan itu untuk kebersamaan sebagai bangsa dan negara bukan pribadi atau kelompoknya, bangsa ini pasti sudah jauh lebih maju. Dewan di bawah kendalinya juga tidak ada apa-apanya, padahal ia pribadi yang begitu efektif.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H