Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Gagal Fokusnya Pansus dan Kejujuran PKS

20 September 2017   06:17 Diperbarui: 20 September 2017   06:22 1541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Keempat, kalau memang mau mengganti presiden, sudahlah lakukan, ajukan kesalahan presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan. Mana UU, UUD, dan susila atau moral yang sudah dilanggar, gampang kan, simple, sederhana, atau memang karena malingan gak didapat, merembet via KPK segala?

Kelima, ditingkahi harapan pansus diterima presiden karena mau konsultasi, haloooo, mana ada dewan konsultasi ke presiden, bukannya ada menteri sebagai rekan kerja mereka? Apalagi level pansus, dugaan minir juga bisa disematkan kengototan mereka untuk hadir, agar bisa mendapatkan "penilaian" di hadapan rakyat presiden pun mau menerima. Kog polanya mirip dengan tim rekonsiliasi ala Rizieq Shihab dulu ya? Tapi implikasi hukum dan politiknya beda jauh, kalau yang dulu level ecek-ecek bisa dikelabui dengan mudah, ini beda dan bisa bahaya.

Sejak awal sebenarnya sudah ketahuan kog arahnya, apalagi dengan mengaku seperti ini jadi jelas apa artinya. KPK sasaran antara karena mereka menjadi anjing penjaga paling mumpuni menghadapi maling berdasi yang berlagak paling mulia itu. 

Siapa yang paling terganggu dengan sepak terjang pemerintah sekarang dengan dukungan penuh TNI-Polri dan terutama KPK? Jelas yang biasa bancaan anggaran, siapa terdepan? Jelas dewan dan parpol. Maunya sekali tepuk dua jidat terpental, eh malah kepala sendiri benjol karena membentur-bentur beton karena lari panik. Mirip maling ayam yang lari terbirit-birit dan mentok tiang di pinggir jalan perilaku dewan ini. Mereka sudah tekor banyak untuk masuk parlemen, saatnya panen eh KPK ogah diajak kerja sama.

Dewan mati kutu kali ini, menghadapi pemerintah gaya baru yang ternyata tidak selemah yang mereka duga, masih diperparah KPK diisi orang pilihan mereka pun masih sama susahnya dikendalikan. Akhirnya cengkirpun diembat, eh kena pula OTT. Tidak heran OTT pun dipersalah-salahkan.

Pusingnya anggota dewan ini selevel dengan Rawa Pening. Maju kena mundur kena, naik pun kejedot. Buah simalakama bagi dewan pun serasa kurang tragis. Ini bukan hanya bapak dan emak pilihannya, dia sendiri dan keturunannya pun jadi taruhan. Rasakan kerakusan sendiri sekian lama.

Salam

PKS: Tolak Intervensi Hak Angket, Presiden Biarkan Energi Bangsa Habis

Politisi PDI-P Henry Yosodiningrat Minta KPK Dibekukan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun