Keempat, kalau memang mau mengganti presiden, sudahlah lakukan, ajukan kesalahan presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan. Mana UU, UUD, dan susila atau moral yang sudah dilanggar, gampang kan, simple, sederhana, atau memang karena malingan gak didapat, merembet via KPK segala?
Kelima, ditingkahi harapan pansus diterima presiden karena mau konsultasi, haloooo, mana ada dewan konsultasi ke presiden, bukannya ada menteri sebagai rekan kerja mereka? Apalagi level pansus, dugaan minir juga bisa disematkan kengototan mereka untuk hadir, agar bisa mendapatkan "penilaian" di hadapan rakyat presiden pun mau menerima. Kog polanya mirip dengan tim rekonsiliasi ala Rizieq Shihab dulu ya? Tapi implikasi hukum dan politiknya beda jauh, kalau yang dulu level ecek-ecek bisa dikelabui dengan mudah, ini beda dan bisa bahaya.
Sejak awal sebenarnya sudah ketahuan kog arahnya, apalagi dengan mengaku seperti ini jadi jelas apa artinya. KPK sasaran antara karena mereka menjadi anjing penjaga paling mumpuni menghadapi maling berdasi yang berlagak paling mulia itu.Â
Siapa yang paling terganggu dengan sepak terjang pemerintah sekarang dengan dukungan penuh TNI-Polri dan terutama KPK? Jelas yang biasa bancaan anggaran, siapa terdepan? Jelas dewan dan parpol. Maunya sekali tepuk dua jidat terpental, eh malah kepala sendiri benjol karena membentur-bentur beton karena lari panik. Mirip maling ayam yang lari terbirit-birit dan mentok tiang di pinggir jalan perilaku dewan ini. Mereka sudah tekor banyak untuk masuk parlemen, saatnya panen eh KPK ogah diajak kerja sama.
Dewan mati kutu kali ini, menghadapi pemerintah gaya baru yang ternyata tidak selemah yang mereka duga, masih diperparah KPK diisi orang pilihan mereka pun masih sama susahnya dikendalikan. Akhirnya cengkirpun diembat, eh kena pula OTT. Tidak heran OTT pun dipersalah-salahkan.
Pusingnya anggota dewan ini selevel dengan Rawa Pening. Maju kena mundur kena, naik pun kejedot. Buah simalakama bagi dewan pun serasa kurang tragis. Ini bukan hanya bapak dan emak pilihannya, dia sendiri dan keturunannya pun jadi taruhan. Rasakan kerakusan sendiri sekian lama.
Salam
PKS: Tolak Intervensi Hak Angket, Presiden Biarkan Energi Bangsa Habis
Politisi PDI-P Henry Yosodiningrat Minta KPK Dibekukan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H