Apa yang seharusnya dilakukan?
Mendidik anak bangsa untuk bertanggung jawab.Sikap tanggung jawab sangat minim. Bagaimana bertanggung jawab juga cerminan orang beragama, namun selama ini sama sekali tidak ada. Suap dianggap sebagai rezeki dari Tuhan (malah memfitnah Tuhan), membedakan pemberian Tuhan dan setan saja tidak bisa. Merasa dijadikan tumbal, korban, dijebak, bahkan menteri agama sekalipun menggunakan metode ini. Tidak merasa bersalah padahal jelas-jelas bukan uang yang seharusnya ia terima.
Agama bukan semata ungkapan namun juga gaya hidup dan jalan hidup. Gelar, pakaian, hapalan dan ungkapan suci menjadi trend saat terkena kasus korupsi, eh padahal selama sebelum ketangkap, maling dan memalak menjadi gaya hidup yang mereka jalani dengan riang gembira. Agama hanya kalau mendapat masalah dan tampil di depan umum. Apakah mereka ingat apa yang ia ucapkan waktu ia meminta uang atau menggunakan anggaran yang tidak semestinya itu tidak sejalan dengan perintah agama?
Sumpah-janji itu ada pertanggungjawaban, bukan asal jawab.Selama ini selalu saja ada sumpah-janji jabatan namun tidak lama sudah diingkari. Artinya mereka asal menjawab atas permintaan pengambil sumpah jabatan. Ini mengerikan bagaimana negara yang mengagung-agungkan agama dan Tuhan namun malah abai akan sumpah janjinya sendiri.
Salam
Referensi: Cacing dan Kotoran Kesayangannya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H