Satu, penegakan hukum itu penting. Selama ini pembiaran, hujat, cela, bahkan fitnah bisa seenaknya saja dilakukan. Mau dituduh otoriter, diktator, atau apapun itu, sepanjang UU melindungi dan demi kepentingan bangsa dan negara tidak peduli. Otoriter ketika kepentingan bangsa diabaikan demi kepentingan sendiri, dan melanggar perundang-undangan yang berlaku.
Dua, pencitraan saatnya ditinggalkan. Negara ini terlalu lama digadaikan demi kepentingan pribadi dan kelompok. Pembiaran menjadi gaya hidup, lantang ketika kepentingan sendiri dan kelompok,namun demi negara diam saja. Di sinilah bedanya, tegas dan diktator. Diam demi nama baik taruhannya bangsa dan negara.
Tiga, musang berbulu domba yang mulai ditangani dengan tegas dan tepat mulai menanggalkan bulunya, bahkan mulai balik badan dengan mendukung ini dan itu. Padahal jelas dulu paling anti, namun kini merasa paling berjasa, pada Pancasila  dan NKRI.
Perhatian untuk beberapa hal
Perhatikan priibadi dan kelompok yang tiba-tiba memuji-muji pemerintah, Pancasila, dan NKRI. Jangan lupa rekaman, bukti pernyataan dan perkataan itu mudah diperoleh, mana bisa yang dulu mengatakan Pancasila sebagai hal yang buruk bisa tiba-tiba mengatakan sebagai pengawal yang di depan? Apa bisa dipercaya model pribadi dan kelompok demikian. Ini bukan hanya satu dua, namun banyak, termasuk kelompok dan organisasi.
Jangan pernah dilupakan apa yang sudah dilakukan terhadap, demokrasi, Pancasila, dan pemerintah di waktu lalu, jika kini sudah berbalik pernyataannya. Jangan mudah dilupakan perilaku munafik mereka. Demi kepentingan dan aman sendiri bisa menghianati bangsa dan negara. Perilaku minafik atas nama agama, apa bisa dipercaya. Mereka pejuang uang bukan ideologi, apalagi agama.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H