Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pansus KPK, Mental Maling, di Antara Dukungan dan Telikungan

8 Juli 2017   07:28 Diperbarui: 9 Juli 2017   21:26 1240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dukungan

Selama ini KPK fokus pada penindakan dan melakukan OTT, membawa ke penjara dan seterusnya. Memang malingnya masih begitu banyak. Tikusnya masih berkeliaran dengan leluasa di rumah gedhe yang sarat maling ini. jika dewan mendukung, berikan akses KPK untuk memonitor tikus tamak itu biar ditangkap. Atau mereka tangkap dan berikan kepada KPK. Ini tikus malingi berkas kami, bukan membela tikus dan mengatakan  itu bukan tikus karena ganti baju.

Kehabisan energi untuk OTT dan memenjarakan. Berikan akses untuk menambahk personel bukan malah memangkasnya. Jelas kalau ini mau menghabisi kucing. Mana bisa tikus dikurungi, sedang yang berkeliaran dibiarkan. Atau menangkapi tikus, sedang bos tikus dibiarkan karena tidak kelihatan batang hitungnya. Di mana pola pikirnya?

Pencegahan masih sebatas ritual, slogan, dan ide-ide lucu. Bagaimana membuat warung kejujuran sedangkan pendidikannya saja tidak jujur. Membuat kata-kata Jujur itu Hebat,ini pun lucu, jujur itu biasa, maling bertobat itu baru hebat. Ritual dengan membuat ini itu yang jelas tidak bermanfaat. Tikus ini sudah wirog, tikus got, yang anjing pun takut.Pakta integritas mbelgedes. Sumpah kepada Tuhan saja diingkari, mana ada  pakta yang dijalani. Sia-sia. Coba revolusioner ala China dan Korsel, hukum mati, pemiskinan, dan pembuktian terbalik. Mana pernah terpikirkan kan? Apalagi dikatakan. Takut mereka ngantri miskin dan mati rupanya.

Penegakan hukum yang sangat-sangat lemah. Penyadapan pun mau dipangkas. Susah, karena maling ini bukan kerja dewek, mereka beramai-ramai. Saling melindungi dan mengayomi, jika demikian tidak akan selesai-selesai.

Katanya mau memperkuat, nyatanya malah mengunjugi kolega mereka yang sedang dikurung, kemudian menciptakan kisah-kisah serem, ada kekerasan, memberikan obat, artinya, mau mencari-cari kesalahan dari keberadaan KPK. Ini jelas mau membungkam KPK. Mereka membela kolega maling lupa sudah menyengsarakan rakyat sekian lamanya. Pansus sudah kehilangan ke mana araanya. Berapa dana untuk itu. KPK usut mereka, dan penjarakan uang yang mereka habur-hamburkan.

Maling jenis ini belum menjadi musuh bersama. Bagaimana pembelaan masih begitu kuat, pengacara jelas motivasinya uang, tidak akan enggan menolak membela maling jenis ini.

Harapan masih ada, KPK tidak takut dan pemerintah secara umum mendukung. Tinggal basmi sarang terbesar dan terluas yang biasa untuk bersarang tikus ini, semua bisa diatasi. Keberadaan KPK masih sangat berguna, beda kubu sebelah yang banyak tikus namun merasa sebagai kerajaan paling bersih itu.

Salam

Link terkait: Ngawursiana  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun