Cukup kaget kala membaca sebuah judul berita di sebuah media on line dengan judul, KPK Dinilai Gagal Menangani Kasus Korupsi. Apakah demikian?
Kegagalan dan kesuksesan sangat subyektif. Bagaimana sudut pandang yang dipakai untuk mengukur sebuah lembaga, program, atau kegiatan itu sukses atau gagal. Mengapa demikian? kepentingan pemberantasan korupsi saja masih kacau balau dengan kepentingan politikus,busuk yang selalu merongrong keberadaan KPK.
Pansus KPK
Keberadaan dagelan politik era 2014-2019 memang tidak kurang-kurang. Mereka sangat memalukan.Mengenai bangunan yang edan-edanan, dana aspirasi, Mahkamah Dagelan kasus papa minta saham, penambahan kursi pimpinan, dan kini pansus memalukan.  Kapan terdengar prestasi mereka seeeh? Menilik komentar, tanggapan, pernyataan mereka soal korupsi itu adalah apa yang ada di batok kepala mereka, bukan otak. Ada yang mengatakan KPK bikin gaduh, horornya penyelidikan kasus, dan sejenisnya.Â
Apa yang ada di balik kedok pansus ini adalah, mereka tidak suka keberadaan KPK. Benar yang tahu di balik batok kepala mereka hanya mereka dan Tuhan Allah, namun melihat rekam jejak mereka itu bisa disimpulkan secara kasar mereka hanya melindungi kepentingan mereka sendiri. Jelas KTP-el sangat bermasalah, lihat kulitasnya kalah dengan kartu anggota belanja mini market, ingat mini market, coba jika itu super market, kalah jauh. Kelihatan ada yang dimaling, begitu saja ada yang menilai itu sebagai bentuk ilusi.
Mentalitas Maling.
Saya bukan mendukung maling ayam, sandal, atau jemuran, namun motivasi mereka untuk makan, itu lebih mulia, dibandingkan mental pejabat yang maling demi tamak dan rakus semata. Mana mereka kurang uang ini itu selain gaji yang besar mereka masih saja maling. Ini mental maling, bukan mental pejabat yang melayani. Sama sekali belum disentuh, selalu saja OTT, OTT, pengembangan, dan sejenisnya. Mentalnya tidak diubah. Diperparah dengan mental terabas dengan suap dan uang demi mendapatkan kedudukan dan jabatan. Perlu membaca kisah Nyai Ontosoroh dulu rupanya mereka ini.
Dukungan dan Telikungan.
Apa yang dikerjakan oleh KPK seolah berjalan sendiri masih dengan lemparan dari kanan dan kiri. Jadi mirip games dari Spanyol, berjalan di titian sedang lawan di kanan dan kiri melemparkan bandul. Mereka bertaruh banyak hal dengan telikungan dan bukan dukungan.
Dukungan bukan Telikungan
Hanya sebuah kehendak baik, tidak susah. Jika mau memperbaiki KPK berilah mereka kepercayaan dan bukan malah diteror terus menerus. Mereka diawasi rakyat kog selain  lembaga yang terkait. Mengapa DPR begitu sewotnya, ini sebuah tanya yang jelas-jelas menunjukkan keberdaan mereka di antara malingnya atau polisinya. Dukungan itu bukan nyinyir namun kritik yang membangun.
Dukungan
Selama ini KPK fokus pada penindakan dan melakukan OTT, membawa ke penjara dan seterusnya. Memang malingnya masih begitu banyak. Tikusnya masih berkeliaran dengan leluasa di rumah gedhe yang sarat maling ini. jika dewan mendukung, berikan akses KPK untuk memonitor tikus tamak itu biar ditangkap. Atau mereka tangkap dan berikan kepada KPK. Ini tikus malingi berkas kami, bukan membela tikus dan mengatakan  itu bukan tikus karena ganti baju.
Kehabisan energi untuk OTT dan memenjarakan. Berikan akses untuk menambahk personel bukan malah memangkasnya. Jelas kalau ini mau menghabisi kucing. Mana bisa tikus dikurungi, sedang yang berkeliaran dibiarkan. Atau menangkapi tikus, sedang bos tikus dibiarkan karena tidak kelihatan batang hitungnya. Di mana pola pikirnya?
Pencegahan masih sebatas ritual, slogan, dan ide-ide lucu. Bagaimana membuat warung kejujuran sedangkan pendidikannya saja tidak jujur. Membuat kata-kata Jujur itu Hebat,ini pun lucu, jujur itu biasa, maling bertobat itu baru hebat. Ritual dengan membuat ini itu yang jelas tidak bermanfaat. Tikus ini sudah wirog, tikus got, yang anjing pun takut.Pakta integritas mbelgedes. Sumpah kepada Tuhan saja diingkari, mana ada  pakta yang dijalani. Sia-sia. Coba revolusioner ala China dan Korsel, hukum mati, pemiskinan, dan pembuktian terbalik. Mana pernah terpikirkan kan? Apalagi dikatakan. Takut mereka ngantri miskin dan mati rupanya.
Penegakan hukum yang sangat-sangat lemah. Penyadapan pun mau dipangkas. Susah, karena maling ini bukan kerja dewek, mereka beramai-ramai. Saling melindungi dan mengayomi, jika demikian tidak akan selesai-selesai.
Katanya mau memperkuat, nyatanya malah mengunjugi kolega mereka yang sedang dikurung, kemudian menciptakan kisah-kisah serem, ada kekerasan, memberikan obat, artinya, mau mencari-cari kesalahan dari keberadaan KPK. Ini jelas mau membungkam KPK. Mereka membela kolega maling lupa sudah menyengsarakan rakyat sekian lamanya. Pansus sudah kehilangan ke mana araanya. Berapa dana untuk itu. KPK usut mereka, dan penjarakan uang yang mereka habur-hamburkan.
Maling jenis ini belum menjadi musuh bersama. Bagaimana pembelaan masih begitu kuat, pengacara jelas motivasinya uang, tidak akan enggan menolak membela maling jenis ini.
Harapan masih ada, KPK tidak takut dan pemerintah secara umum mendukung. Tinggal basmi sarang terbesar dan terluas yang biasa untuk bersarang tikus ini, semua bisa diatasi. Keberadaan KPK masih sangat berguna, beda kubu sebelah yang banyak tikus namun merasa sebagai kerajaan paling bersih itu.
Salam
Link terkait: Ngawursiana Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H