Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Melepas Tanggung Jawab Dinilai Wajar

22 April 2017   07:04 Diperbarui: 22 April 2017   18:00 947
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Jangan kaget kalau pelanggar hukum bisa memperoleh promosi dan memiliki kuasa untuk bisa menindas siapa yang pernah membuatnya mendapatkan cap buruk. Padahal itu perbuatan sendiri, namun karena kuasa bisa diputarbalikan fakta yang ada, benar jadi salah, salah jadi benar, dan sejenisnya.

Jangan heran jika bangsa ini susah maju, karena kejujuran, kebenaran, dan keadilan telah digadaikan demi mendapatkan materi yang dinilainya bisa membawa kemuliaan.

Apa yang bisa dilakukan untuk memperbaiki keadaan?

Pendidikan, pendidikan itu bukan semata soal kognisi, namun juga mencakup aspek hati, di mana kualitas pribadi itu bukan semata jejeran titel dan mobil di garasi, serta uang di bank, namun soal kemuliaan hati. Tidak antikaya, namun bahwa kekayaan perlu diperoleh dengan jalan yang baik dan benar. Selama ini anak diajari yang penting lulus, soal caranya, mau beli kunci, mau kerja sama, mau nyontek bukan masalah. Ini persoalan.

Agama, pendidikan agama bukan semata hapal atau tahu, namun lebih dalam menjadi gaya hidup. Tidak akan sulit menemukan orang-orang religius, bahasanya tiap kalimat menggunakan ayat-ayat suci, namun tangannya mencuri tanpa merasa bersalah. Kesatuan kata dan perbuatan belum ada, dan itu ada di dalam ranah pendidikan agama.

Ciptakan keluarga sehat jasmani dan rohani. Bangsa ini bangsa yang kaya, namun miskin dalam budi, dan hal ini lah yang perlu dibangun dan dikembangkan, agar bukan menjadi bangsa materialistis dan hedonis.

Jangan kemudian menuduh budaya asing, karena bergaul dengan bangsa A atau B jadi begini. Bukan salah luar, namun salah sendiri, tidak mampu membangun kebaikan sendiri.

Sikap bertanggung jawab dan tidak mencari kambing hitam perlu menjadi gaya hidup. Tidak malah lari dari konsekuensi kemudian menjadikan pihak lain sebagai korban. Hal ini perlu disadari, dikembangkan, dan diubah agar tidak menjadi-jadi. Tabiat seolah benar, separo benar, dan menyembunyikan kejahatan di balik topeng manis menjadi gaya hidup kekinian.

Jayalah Indonesia

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun