Syukur bahwa pelajar paham kalau pelaku teror itu musuh bersama, dengan kenekatan mereka berani mengejar. Bawa para simpatisan kepada kesadaran bahwa perintah untuk mati oleh pelaku yang tidak mau mati agar menjadi pedoman. Mana ada orang yang teriak-teriak untuk ini itu mati, mereka semua hidup, siapa yang mati? Ya jelas orang yang mau dibodohi untuk mati. Ini soal kesadaran, regenerasi dengan penipuan dan segala macam, saya yakin para pelaku yang meninggal itu sejatinya tidak tahu dengan baik apa yang sedang dijalaninya. Ada informasi yang dilebihkan dan ada yang disembunyikan, apapun motivasinya.
Musuh bersama
Mau lari ke mana ketika semua sudah tidak respek kepada perilaku mereka. Bayangkan saja mereka bisa merajalela karena mendapatkan fasilitas pemberitaan dengan begitu besarnya, masih banyak yang membela, dan meyakini cara mereka benar dan baik. Berapapun beaya untuk deradikalisasi akan selalu kurang dan kurang dengan pembelaan dan pemberitaan yang terus menerus. Rakyat tidak takut bahkan tidak peduli, rekrutmen akan berkurang, dan pemodal enggan memasokkan materi, tentu jauh berkurang, meskipun hal yang utopis jika menghendaki tidak ada pelaku teror sama sekali.
Jangan beri panggung
BNPT dan kelompok-kelompok yang peduli akan korban teror sudha bekerja keras, namun ada sebagian pihak masih memberikan panggung dengan pembelaan membabi buta, pemberitaan yang membuat mereka makin tenar, dan menilai perbuatan mereka benar. Hal ini perlu dipinggirkan agar mereka tidak memiliki ruang untuk bisa menampilkan diri sebagai pahlawan. Mereka sangat picik sehingga pemberitaan miringpun dianggap sebagai pujian. Panggung yang dipakai hilang, mereka tidak akan bisa mengekspresikan diri dengan gagah bak paling berjasa dalam kepercayaannya.
Ini bukan soal sara atau agama karena terorisme biasanya dalam semua agama ada yang menganut paham radikal dan fanatisme sempit. Bagi yang merasa artikel ini menyudutkan pihak tertentu perlu mengaji diri, jangan-jangan malah sudah masuk sebagai kelompok yang tertutup akan yang lain.
Sikap berani dan tidak menyajikan berita yang diulang-ulang membuat terorisme kehilangan akal karena menciptakan ketakutan yang tidak berhasil. Media juga perlu mengerti bagaimana bersikap secara proporsional dan baik.
Jayalah Indonesia!
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H