Pembangunan terencana, soal nama tidak penting dulu zaman Orba dengan Pelita dan Repelita, serta GBHN, dengan demikian jelas dan pasti ukuran yang dikatakan hasil itu ada di mana, bukan kata si A presiden gagal seperti selama ini.
Kemauan maju bersama, melepaskan kepentingan kelompok, sektarian, dan golongan lainnya. Selama ini yang terjadi adalah kekuasaan dan kursi saja. Jika bukan kelompoknya pasti salah dan perlu untuk dibenarkan, padahal belum juga mesti benar dan baik idenya. Hal ini terus menerus terjadi dan beban bagi bangsa ini.
Siap kalah dan siap menang dalam demokrasi. Ternyata sikap kanak-kanak masih kuat sehingga kalah pun tidak mau mengikuti ide, gagasan, dan program yang menang dalam pemilu. Penyakit yang perlu disembuhkan dulu, baru bisa membangun.
Pembangunan tidak akan terjadi jika selalu saja berpikir soal kursi dan kuasa saja. Kursi diperoleh, ngantuk duduk nyaman, tiba-tiba pintu bui terbuka atau usai tanpa ada jejak pembangunan sama sekali.
Salam Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H