[Fiksi Horor dan Misteri] Darah itu...
Cepat ya balik sekarang juga..
Aku sedikit kaget, pukul empat pagi ada smsbegitu, apalagi bapak baru saja keluar rumah sakit. Masih ngantuk aku telpon adikku yang baru saja kirim pesan, penyakit lama, tidak diangkat, aku yakin dia sudah bangun, tapi pasti tidak dengar, karena hp-nya disetting diam.
Aku telpon nomer bapak, sama saja, tidak ada yang mengangkat, meskipun jelas nada masuk. Aku tambah cemas, aku bangunkan istriku dan langsung mengatakan smsitu dan balik. Toh aku baru hari ini libur. Dinginnya pagi ini tidak bisa mempengaruhi kekhawatiranku. Aku harus segera sampai rumah. Sebelum matahari bersinar terang paling juga sudah sampai dan semua jadi jelas.
Aku ngebut, karen jalanan lengang, meskipun ada gerimis lembut aku memacu dengan tergesa dan juga kalut. Masuk gang rumah tidak ada tanda-tanda, pikirku wah ini pasti ulah bapak yang “maksa” aku pulang. Aku lepas cemas dan tenang, makin dekat rumah hilang sudah khawatirku, apalagi lihat ibu malah sedang nyapu halaman.
Dapur sudah kelihatan mengepul, tanda ibu sudah menjerang air, tidak apa-apa, apalagi tanya ibu, “Lho gasik, ada apa?” dengan sedikit bingung.
“Lha tadi Ragil sms,katanya aku diminta pulang sekarang juga, bapak, baik saja kan?” tanyaku.
“Baik, sudah biasa kog, sudah normal, lha itu Ragil juga masih tidur, tumben biasanya sudah ngopi jam segini...” kata ibu, yang kemudian disambung,” Sik tak rampungke sik yo.”
Aku masuk dan mencari adikku di depan tivi, biasa usai nonton Liga Inggris dia tidur di sana, aku lihat masih jinggrung (meringkuk), di dalam sarungnya. Lho napa ini, kog aneh, aku kembali bertanya-tanya. Aku bangunkan adikku, diam saja, lho biasanya dia ini dengar kata pelan saja dengar, tepukan lembut saja bangun, eh ini sudah aku goyang dengan agak keras tidak ada tanggapan.
Pelan aku buka sarungnya, aku kaget, adikku di dalam sarung dengan kulit yang pucat pasi, ternyata di dalam sarung itu sudah tergenang darahnya, yang membuatnya pucat, dan dingin itu menandakan...
Aku cari bapak yang masih tidur, dan kaget melihat aku, aku tidak tahu harus bagaimana mengatakan berita ini. apalagi ibu masuk dari pekarangan tidak kalah bingungnya.
“Lho, adikmu ngapa?”
Melihat sudah dingin dan sekaku itu, adikku tidak kurang sudah empat jam kembali ke Sang Pencipta...
Lha siapa yang smsaku tadi???
Oh ternyata, dia yang manggil aku, dia yang minta aku pulang....
Tidak sempat lagi aku mikir, aku ambil hapedan hubungi adik-adikku yang lain, satu persatu histeris dan berteriak kaget...
Usai menghubungi semua, aku benarkan posisi adikku, dan aku lihat lengannya ternyata yang menjadi sumber darah itu...
Ternyata lengannya awal darah yang merembes dan habis serta membawa kembali kepada Sang Khalik, aku lihat hape-nya dan aku lihat, tidak ada apaupun, selain satu smsyang dikirim ke aku tadi.
Aku kira dia meninggal lemas karena kehabisan darah yang kini menggenangi dan mulai mengering di sekitar badannya... pelan namun pasti yang membuatnya tidak sempat bangun....
Hari makin terang, tetangga mulai berdatangan, tanya kog bisa, mengapa, dan sebagainya, dan itu juga tanyaku...
Apalagi kalau menjawab siapa yang ngabari...
Atau mengapa yang lain...
Mana ada info atau sms dari arwah...bisa geger kalau begitu....
Semua tanya sama, sing ngabari mau sapa? Di balik linangan air mata bapak dan ibu yang sangat tua tanya itu seperti litani saja, keluar begitu saja...
Apalagi aku mau jawab apa coba, sambil menanti saudara datang, ungkapan bela sungkawa itu ditingkahi tanya, mengapa dan sing ngabari sapa....
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H