Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Law of Resonance, Motivator, dan Iman dalam Hidup

13 September 2016   06:32 Diperbarui: 13 September 2016   07:24 442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Law of Resonance, Motivator, dan Iman dalam Hidup

Menyaksikan kisah si super Mario dalam tragedi motivator jadi ingat ketika rekan ada masalah sangat berat. Ia mendapatkan info soal buku Law of Resonance,mencari-cari dengan mesin pencarian, siapa tahu ada pdf,dan bisa menggunduh, eh ternyata tidak ada. Pas jalan-jalan ke toko buku, pas ada di bagian obral lagi. Harga yang ada tinggal 25% dari harga normal, sangat lumayan.

LoR, sebuah buku motivasi yang secara garis besar adalah kepercayaan kita itu akan terjadi jika diyakini dengan sungguh-sungguh. Menggaungkan keinginan kita agar mendapat respons atau tanggapan dari alam semesta (istilah penulis buku ini), yang bisa pula dimaknai sebagai Tuhan Allah jika bagi orang beragama.

Perkembangan ilmu pengetahuan modern setidaknya telah membuktikan secara ilmiah dan penuh kepastian bahwa melalui pemikiran, perasaan, dan keyakinan yang kita miliki, kita mampu melakukan apa saja.

Jika kita eneliti materi dari energi gelombang getaran, dapat dipastikan bahwa setiap obyek/benda yang berbeda-beda memiliki gelombang getaran dengan frekuensi yang berbeda.

Setiap manusia, benda, atau kejadian tidak dapat menolak medan gelombang getaran yang kita hasilkan, bila mereka beresonansi dengan frekuensi yan gkita timbulkan.

Kita bisa merasakan dan terhindar dari sakit, jika selalu merasakan hal positif, karena perasaan itu dapat menciptakan sistem kekebalan tubuh snagat kuat. (Law of Resonance)

Motivator, atau juga guru spiritual,  apa yang disampaikan itu adalah buah permenungan mereka yang ditawarkan kepada kita (audiens atau pendengar, bisa pula pengikut model medsos), dan jika ada kesesuaian, akan mendapatkan like,dibagikan, dan dikomentari dukungan.Apakah hidup itu sebatas itu? Semudah itu? Dan sesederhana itu? Iya, bagi orang yang sedang mendapatkan masalah dan mencari jalan keluar. Orang yang heboh,   menyimak dengan penuh keyakinan, lepas sikap kritisnya, dan merasa atau meyakini apa yang dikatakan, dilakukan oleh motivator atau guru spritualistas itu sebagai selalu benar dan baik. Padahal sebagai manusia tentu saja tidak bisa demikian, tetap melakukan kesalahan.

Iman, apakah salah percaya LoR atau motivator atau guru spiritual itu? Tidak ada yang salah, namun tidak cukup hanya itu. Ada iman di sana. Bagaimana jika iman kita lemah, maka akan kecewa, sakit hati, dan marah jika mendapatkan jawaban atau respons yang berbeda dengan apa yang kita inginkan. Kita apapun agamanya akan tahu sejarah Ayub bukan? Dia hidup di dalam Tuhan, namun nyatanya Ayub tetap menderita  bukan? Apa artinya? Bahwa pencobaan itu tetap terjadi, karena Tuhan tidak melarang setan mengoda Ayub. Memang Tuhan tidak   menghendaki kita untuk masuk ke dalam pencobaan namun tidak pula mencegah adanya godaan. Iman akan memberikan kita kemampuan melihat itu sebagai  rencana Tuhan bagi hidup manusiawi kita.

Apa yang bisa kita pelajari?

Tetap berjalan di dalam diri kita sendiri, bukan diarahkan semata-mata oleh motivator atau guru spiritualitas. Apa yang disampaikan dan kita rasakan bahwa memabantu iya, namun itu hanya sarana dan bukan segalanya, ada iman dan Tuhan yang lebih besar perannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun