Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Olimpiade Olahraga dan TOFI Arti Sebuah Proses

16 Agustus 2016   12:36 Diperbarui: 16 Agustus 2016   12:41 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Bakat alam melimpah tanpa pembinaan percuma,bakat alam semua cabor tidak kurang, mengapa tidak bisa beranjak? Kompetisi yang kurang atau tidak baik. Belum disinergikan dengan teknologi, dan karakter cepat puas yang perlu diubah. Inilah fungsi pembinaan.

Sumber dana, tidak ada prestasi yang gratis atau murah. Negara tentu dananya terbatas. Bagaimana negara dalam hal ini pemerintah bisa menggerakan pihak swasta untuk bekerja sama. Namun bukan hanya meminta dananya tanpa mau mendampingi dan meninggalkannya kala gagal dalam kejuaraan. Hal ini sering terjadi.

Sama-sama olimpiade, sama-sama berkompetisi, dan sama-sama mengharumkan bangsa dan negara, satunya bisa meningkat, dan sisi olah raga terkesan mundur, hal ini perlu dilihat lagi. Potensi sama nyatanya kemarin pemanah Indonesia bisa mengalahkan juara dunia, namun tidak mampu mendapatkan kemenangan selanjutnya.

Perlu mengubah tabiat untuk cepat puas. Hal ini sering membuat gagal atlet lebih jauh, sepak bola di level yunior sering jawara dulu Piala Coca Cola atau kini Gothia, eh di senior sama sekali tidak ada. Mulai cari uang dan lalai latihan sering terjadi. Bisa juga sebatas hobi karena takut masa depan suram. Ini perlu sosialisasi, olah raga bisa menjamin hidup. Tidak lagi masanya usia emas lewat akhirnya jadi tukang becak, tidak lagi.

Disiplin, Ronaldo itu menambah jam latihan sendiri, demikian juga Becham yang memiliki akurasi tendangan bagus itu. Kemauan keras untuk berlatih yang perlu ditingkatkan. Fokus untuk main dan uang akan datang itu menjadi penting, bukan uang dulu baru main.

Pisahkan politik dari olah raga,TOFI sama sekali tidak seksi untuk politikus, maka bisa dibangun secara obyektif, lepas tekanan. Olah raga ini sudah terlalu banyak politikus masuk cari nama, cari uang, dan sejenisnya yang merusak olah raga.

Pengurus yang punya hati, bukan cari uang.Selama ini masih mendua, atau bahkan mencari uang dari cabor ini, tidak heran tidak maju-maju. Tidak jarang sama sekali tidak tahu olah raga yang bersangkutan, hanya cari kerja.

Talenta itu melimpah dan ada potensi yang luar biasa. Teknologi dan  pembinaan bisa membantu untuk memaksimalkan potensi untuk menjadi aktual.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun