Belajar dari pasar, tentu tidak elok menjual mangga sendiri dengan mengatakan manggal jualan lapak sebelas busuk atau kecil-kecil bukan? Buktikan bahwa dagangan yang dimiliki jauh lebih baik dan menjanjikan untuk memimpin. Ini yang diperlukan Gerindra.
Fokus ke dalam bukan malah ke Ahok
Parpol selama ini hanya fokus soal siapa yang mamp menandingi Ahok, ini sudah menjadi point atas kemenangan Ahok secara tidak langsung. Kampanye murah meriah, bahkan tidak modal namun lebih hasilnya bagi Ahok bukan bagi mereka sendiri. Contoh konkret, bagiamana Gerindra malah mengerdilkan Sandiaga Uno dengan segala ketidakjelasannya itu.
Ide berseliweran kalau elektablitas Ahok bisa ditumbangkan seperti pilkada lalu, beda, kali ini semua pusat justru Ahok. “Rivalpun” konsentrasinya Ahok. Ahok ini dikampanyekan oleh semua pihak, lha ini mau menggoyang atau mendukung Ahok kalau begitu? Bagaimana tidak mempersiapkan kader yang terbaik, namun malah mencari-cari celah untuk menggulingkan calon seberang.
Waktu makin dekat, namun tetap sama saja, kalau jadi pelaporan ini, tambah satu kesalahan yang dibangun. Enerrgi, waktu, dan pemikiran habis hanya demi jatuhnya Ahok bukan membangun kader sendiri untuk maju.
Perubahan paradigma parpol dan politikus ternyata belum beranjak
Meskipun mencela, mencari titik lemah lawan, pilpres di USA tetap jelas siapa yang dihjagokan. Trump yang diremehkan tetap menjadi jagoan dan didukung dengan sepenuh daya, pro dan kontra bisa diatasi dan komitmen memang sudah disepakati, apapun yang terjadi Trump tetap didukung dengan seluruh dinamikanya.
Kampanye hitam, fitnah akan tetap ada namun bukan itu yang utama dan fokusnya. Calonnya itu yang jelas dibanggakan, dibangun, dan dibesarkan dengan salah satu cara menjelekan fakta lawan. Bagaimana mau menjadi bangsa yang besar kalau selalu saja fokusnya mencari-cari kejelekan lawan. Keburukan rival kalau nampak karena bagusnya kinerja kader sendiri tentu sangat baik. Berbeda jika dilakukan dengan fitnahan yang tidak berdasar. Misalnya kepala daerah ini tampak buruk karena ada yang lebih baik, bukan karena dijelek-jelekan. Target tidak bisa dipenuhi sedang ada orang lain yang mampu, ini jelas parameternya.
Polah tingkah parpol yang masih juga belum dipercaya bersama dewan memang demikian adanya. Selama ini mereka mengatakan kerja keras namun bukan dengan prestasi hanya wacana dan kalimat yang diulang-ulang dan didengungkan. Kepercayaan itu harus dibuktikan bukan dikatakan. Bukti itu dengan hasil konkret tidak hanya klaim sepihak.
Parpol dan politikus perlu belajar untuk mengevaluasi diri, memperbaiki diri, dan belajar siap menang dan siap pula kalah. Ini yang perlu dan mendesak bagi mereka.
Salam