Kesetiaan dari seluruh elemen bangsa untuk mempercayai negara dan aparatnya untuk bertindak. Kritis, beda pendapat, dan kritik boleh, namun bukan malah meneror negara dan membela teroris dengan bahasa baik lugas ataupun terselubung. Lebih berbahaya lagi jika teroris itu jelas-jelas saja salah, ada bukti kuat, dan saksi yang membuktikan, namun malah menyatakan negara yang salah. Berbahaya bagi kehidupan bersama karena jika demikian mana yang mau dipercaya.Â
Negara salah dan para teroris benar, bisa menimbulkan kekerasan dari pihak yang merasa dendam pada negara dan simpati pada teroris. Padahal sangat jelas negara sah secara  konstitusi, jika tidak setuju, ajukan saja ke pengadilan, dewan, dan buat organisasi sah apalagi jika parpol untuk memenangi pemilu dan berkuasa secara sah di mata hukum.
Musuh bersama.
Sikap yang sama untuk menilai dan memandang teroris sebagai musuh bersama. Masyarakat ini sakit, ketika mencurigai orang yang berbuat baik dan membela orang jahat yang menebarkan ancaman dan  pembunuhan. Hal ini berbahaya bagi generasi muda yang masih labil dan sedang dalam pencarian jati diri. Salah-salah malah membela dan mendukung yang pada dasarnya jahat.
 Sekali lagi simpati dan membela boleh, asal proporsional dan bisa mengubah keadaan bukan malah membuat makin buruk. Selama ini negara seperti bekerja sendiri dan banyak anak negeri yang masih mendukung dan seperti mau enaknya ambil uang negara dan membuat mereka makin besar. Mereka mati kemudian mereka yang mengambil alih kekuasaan. (mendua di antara negara dan teroris)
Teror apapun bentuknya, motivasinya, caranya harus dihentikan. Biarkan pemerintah memimpin dengan tenang, jika tidak puas, masih banyak cara bisa dipakai untuk membuat keadaan makin baik. Kekerasan bukan lagi waktunya dipakai untuk memaksakan kehendak dan memperbaiki keadaan.
salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H