Dua benua pusat sepak bola sedang punya gawe. Belahan Barat sedang menggelar Piala Eropa di Perancis, dan belahan lain, Amerika mengadakan perayaan khusus seabad Copa America di USA. Penonton dan media, sedang menantikan kiprah Messi yang belum ada apa-apanya bersama negaranya. Di sisi lain, Ronaldo juga diharapkan membawa tuah yang sama bagi Portugal.
Messi. Hingga hari ini, harapan itu sedikit sudah menunjukkan titik jelas karena sudah setengah langkah. Dua pertandingan lagi akan memberi bukti sahih tidak kalah atau semakin jauh tertinggal dengan Maradona yang nomor kaos dan jabatan captain ia pakai sekarang.
Masih ada harapan lain karena sedang duduk di tangga kedua mencetak gol dengan empat hingga babak perempat final dalam tiga pertandingan. Dengan masih minimal dua pertandingan, baik final satu dua ataupun tiga empat masih bisa bersaing dengan Vargas dari Chile untuk mendapatkan pencetak gol terbanyak.
Setiap pertandingan Argentina, Messi diteriakan penonton, pas belum main agar dimainkan. Menandakan penonton menunggu kiprah Messi di lapangan. Kehadirannya juga membuat Argentina jauh lebih produktif, baik dari golnya, ataupun minimal umpan matangnya yang membantu tim.
Menyamai rekor yang dimiliki Batistuta dengan 54 gol. Messi mengatakan bukan itu target utamanya, namun target samping sudah di tangan, membuat target utama lebih termotivasi tentunya. Gelar pemain terbaik dan pencetak gol masih terbuka lebar bersama dengan gelar juara Copa Amerika yang lama melayang dari Argentina.
Ronnaldo. Kasihan dia, dibanding-bandingkan bagaimana di klub, masih juga pernyataan dan sikapnya yang jauh dari harapan sebagai seorang bintang. Baik kualitas permainan maupun sikapnya di dalam menghadapi keinginan yang tidak tercapai. Beberapa hal yang sangat membuat miris tersaji.
Yang main Ronaldo di Piala Eropa malah yang diteriakkan nama Messi. Hal ini wajar karena memang sepuluh tahun terakhir mereka berdua berbagi gelar terbaik di dunia. Tidak heran penonton menunggu kualitas Ronaldo bisa menghibur di Perancis kali ini. Eh malah bersikap sebaliknya.
Ahli gerak bibir dari Jerman mengatakan kalau Ronaldo arogan ketika mengatakan “Anda siapa,” kepada kapten Islandia yang meminta tukar kaos. Meskipun telah dibantah oleh kapten Islandia, toh orang lebih memihak yang pertama, bahwa Ronaldo arogan, ini juga berkaitan dengan sikapnya usai pertandingan.
Menilai bahwa Islandia tidak mau menang karena gaya permainan yang bertahan total, hal ini mendapat reaksi keras dari pemain Islandia. Ia juga mengkritik perayaan pemain-pemain Islandia yang berlebihan usai permainan padahal hanya seri. Menarik lagi hal ini dibahas Kahn mantan kiper Jerman yang legendaris itu.
“Ronaldo sudah menangkan banyak gelar bersama klub toh, masih berlebihan pas merayakan Piala Champion ke sebelas, dan bersama negaranya belum apa-apa.”Jawaban langsung dari orang yang telah kenyang akan gelar. Sikap yang tidak respek pada lawan.
Lebih fatal lagi ketika gagal mengeksekusi pinalti. Lengkap sudah “kekalahan” dari Messi. Juga soal tendangan bebas yang belum bisa ia lesakkan bersama timnas padahal di klub ia paling jago. Messi sudah satu gol melalui tendangan bebasnya.
Menarik ditunggu kiprah mereka, namun harapan untuk Ronaldo tentu lebih kecil. Ia dengan timnya belum tentu bisa lolos dari fase grup, memang masih besar peluangnya, namun jauh lebih luas peluang Messi.
Pembuktian Messi dan Ronaldo juga akan berpengaruh ke klub, ataupun pribadi. Barcelona tentu akan kesulitan nantinya karena hampir semua pemainnya main di dua turnamen besar, masih lagi ada di olimpiade. Real Madrid pun juga sama, lebih berat mereka nantinya ada Piala Super Eropa yang akan mengawali liga, dan Piala Dunia antarklub. Persaingan di La Liga patut ditunggu melihat “persaingan” sengit kali ini. Jika keduanya gagal masih bisa tidak sesengit kalau salah satu juara.
Persaingan pribadi merebut pemain terbaik edisi depan. Di liga mereka tidak ada masalah, sama saja sebagimana tahun-tahun lalu. Pembedanya adalah di turnamen ini. Masih ada beberapa peluang, kalau salah satu juara, hampir bisa dipastikan yang menanglah akan mendapatkan gelar pemain terbaik dunia, namun jika dua-duanya gagal, bila Neymar mendapat emas sepak bola Olimpiade, mereka patut pesimis. Jika dua-duanya juara dan Neymar juara Olimpiade, jelas masih mirip dengan tahun ini mereka bertiga akan saling kejar pengaruh dengan setengah musim liga ke depan. Ini sama juga kalau ketiganya tidak mendapatkan gelar terutama.
Melihat apa yang sudah disuguhkan hingga hari ini Messi dua langkah di depan Ronaldo. Performa di lapangan baik sebagai pemain ataupun pemimpin rekannya, jelas jauh berbeda. Sikap pada lawan demikian pula. Ronaldo bisa mengejar ketertinggalan kalau bisa membawa Portugal lolos ke perdelapan final terlebih dahulu, kemudian perempat final, semi final, dan tentunya juara.
Bola itu bundar dan semua bisa terjadi. Kinerja mereka di atas lapangan yang akan membuktikan.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H