Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Petinggi BNN hingga Pejabat MA, antara Negara Gagal, Pembiaran, atau Sebuah Harapan

25 April 2016   13:08 Diperbarui: 25 April 2016   13:21 647
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Budaya malu kaya bukan harta yang semestinya

Dokter Lo, seorang dokter di Solo, mengratiskan pasiennya termasuk obat, ia diminta bapaknya kalau mau kaya, jadilah pedagang, masa itu, kalau sekarang ya pengusaha. Berbeda zaman ini, gaji jelas jumlahnya namun kekayaan banyak bisa dengan gagah perkasa dan tidak malu tetap saja jalan. Disidang karena maling eh berlagak seperti tahanan politik

Budaya pengabdian, kekayaan itu bonus

Susah memang kalau mengatakan pengabdian, sedangkan budaya materi mengepung. Namun hal ini bukan hal yang mustahil, termasuk pendidikan tidak mengedepankan hasil, namun proses yang jujur dan kerja keras di sana. Lingkaran setan dari dari pendidikan masuk kerja lembaga negara selalu beraroma suap dan kolutif.

Pembuktian terbalik

Hal ini sampai pesta monyet tidak akan bisa, akan tercipta jika budaya malu itu sudah tumbuh, sekarang, mana malu, malah bangga. Jika malu, pasti UU pembuktian terbalik akan menjadi kebanggaan, kapan ya bangsa ini malu maling dan bangga kalau jujur meskipun sederhana?

Penegakan hukum menyeluruh dan tegas

Setali tiga uang dengan pembuktian terbalik. Karena pelaku kejahatan termasuk di dalamnya penegak hukum.

Harapan itu Ada

Makin banyak pejabat yang jujur dan mau maju demi bangsa dan negara. Harapan tetap harus ada, sehingga kemajuan tercapai. Apa buktinya? Salah satu adalah makin gencarnya penangkapan demi penangkapan. Dukungan yang mengalir deras. Dan lembaga yang awalnya dipakai sebagai agen untuk membiarkan maling berkeliaran eh malah menjadi panglima di dalam memberantas maling. Waktu dan kesabaran juga menjadi penting.

Salam  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun