Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pak Beye dan Besan Ada Apa?

30 Maret 2016   12:37 Diperbarui: 30 Maret 2016   13:32 4307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa waktu lalu Pak Beye jadi topik pembicaraan berkenaan dengan tournya yang hancur lebur karena blusukan Pak Jokowi. Belum surut sudah melakukan pelatihan kader dan kembali menyatakan keunggulan-keunggulan yang bejibun itu (meskipun buktinya masih perlu divalidasi lagi). Eh tiba-tiba sang besan juga membela mengenai dwelling time. Katanya masa mereka berkuasa sebagai besan itu menurunkan dari tujuh hari ke empat hari. Bolehlah klaim apapun itu, apakah begitu saja masa transisi yang sekejab itu masa tunggu jadi naik lagi, dan harus presiden hingga mengganti menteri dan hingga ramai dengan RJ Lino segala? Sekian waktu naik tajam soal DT ini?

Apa yang ditampilkan, disanggah, dan klaim kog semua yang dilakukan Pak Jokowi, lucu bin aneh, lebih keren jika Pak Beye dan kolega itu justru menyatakan yang Pak Jokowi belum bisa membuktikan. Namun lucu bin aneh malah sama sekali tidak mereka sentuh.

1.       Infrastruktur, namun malah lupa soal rencana sejuta rumah

Klaim bahwa masa beliau memerintah juga menggelontorkan begitu banyak uang untuk pembangunan. Namun yang terjadi adalah bancakan yang ada di dalam kendali mereka. Parpol pemerintah baik eksekutif dan legeslatif semua masuk bui. Apa artinya bahwa dewan dan menteri sudah melakukan kong kaligong anggaran, tidak heran uang banyak yang lenyap untuk mereka sendiri bukan untuk membangun. Mengapa mereka tidak membahas program sejuta rumah yang sepertinya susah untuk direalisasikan. Malah pembangunan yang jelas-jelas dirasakan oleh rakyat. Reaksi atas bantahan bahwa pemerintahan kini menghambur-hamburkan uang di saat krisis. Aksi atas reaksi pembenaran diri yang malah membuat makin kacau. Lihat pengakuan anggaran untuk infrastruktur boros, kemudian dinyatakan sendiri pula sebagai mereka juga melakukan. Lucu dan aneh bukan? 

2.       Parpol, namun abai akan perilaku dewan yang malas dan gagal dalam kaderisasi

Persoalan Golkar dan P3 berkali-kali disentil sebagai bahan untuk menebar kritik bagi pemerintahan kini, namun lupa apa yang dilakukan oleh petinggi kedua parpol itu. Kalau membantu tentu akan menyatakan prihatin akan keadaan ini. tenang namn berkualitas bukan tenang demi keadaan semu saja. Mengapa tidak berbicara soal kaderisasi dan keberadaan independen selain basa-basi saja. Banyak isu yang bisa dibangun untuk bangsa bukan hanya mengatakan yang telah dilakukan.

3.       Hukuman Mati, namun malah tidak membicarakan soal bahaya narkoba

Soal hukuman mati dipersoalkan karena bisa melukai bangsa lain. Apakah lua bahwa anak bangsa dilukai, bahkan dibunuh demi mendapatkan uang bagi bangsa yang dibela perasaannya itu? Berapa banyak saja anak negeri ini menjadi bloon karena narkoba, salah atau bukti terbesar ada di Bupati Ogan Ilir. Apa yang dibahas bukan demi kebaikan namun hanya asal berbeda dengan program pemerintah.

4.       Penenggelaman kapal, namun membiarkan pencurian demi pencurian

Penenggelaman kapal, dinyatakan sebagai bentuk ketegasan namun perlu juga menjadi persahabatan dengan negara tetangga. Lha ini nelayan sendiri bisa disedot kapal asing di tanah sendiri, eh malah dinyatakan sebagai perlu menjaga perasaan negara lain. Kalau begitu, demi namma baik yang dalam tidak peduli rasanya. Menginjak negeri sendiri demi pujian dari sahabat. Mengapa tidak membicarakan bagaimana mengurangi pencurian ikan dan pelanggaran llintas batas laut, kemudian nelayan makin sejahtera. Banyak hal yang bisa dilakukan Pak Beye dan kolega untuk membahas hal ini.

5.       Gaduh menteri, namun tidak menyinggung menteri yang masuk bui

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun