Bukti. Rekaman CCTV yang menujukkan penganiayaan tersebut. Kelihatannya tidak ada penolakan dan penyangkalan.
Hukum berpihak pada mafia
Hukum berpihak pada penguasa? Apa benar dengan demikian? Jika iya, tentu akan memihak presiden dan wapres yang namanya dicatut untuk meminta saham. Faktanya tidak dan pencatut masih melenggang, menjadi ketua fraksi, hanya sedikit degradasi, masih menyalonkan diri jadi ketum parpol tua, mengapa demikian? Hukum masih kuat dicengkeram oleh mafia. Bagaimana sepak terjang mereka suka atu tidak, mau mengakui atau tidak, di masa ini makin sulit dan terjepit. Apa yang bisa dilakukan jelas saja lebih enak menempel status quo yang memang sepanjang sejarah telah bersama-sama. Agendanya jelas hendak berkuasa dan di atas sana bisa melakukan apa saja seperti kala itu. “Puasa” sekian lama itu sudah terlalu panjang, dan pengin cepat-cepat berakhir.
Bukti makin jelas kerja cepat dan cerdas dalam berbagai kasus yang sama sekali tidak menyangkut bangsa dan negara, namun akan sangat-sangat lambat untuk kepentingan negara. Pembelaan bertubi-tubi sedangkan rakyat menghujat. Kasus di mana rakyat abai saja, karena memang tidak berpengaruh, mereka kerja cepat dan bergegas-gegas.
Seandainya, polisi itu secepat densus 88, segesit mengusut kasus Ivan Haz, tidak selambat mengurus Pelindo apalagi Lapindo dan Setnov. Menyentuh mereka saja tidak. MKD secepat mengurus Ivan Haz tidak seramai soal Setnov, dan sesenyap kasus Masinton, negara ini benar-benar jadi negara besar dan berwibawa.
Negara ini bukan dirusak oleh penjajah asing lagi, namun jauh lebih parah dan payah justru oleh perilaku buruk dari para penggede negeri ini yang selalu saja berkutat akan kepentingan sendiri dan kelompok. Jelas-jelas kesalahan di depan mata dengan berbagai bukti, masih bisa dibeli dan ditutupi.
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H