Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jokowi Kalah dengan Seorang ART

2 Maret 2016   09:56 Diperbarui: 2 Maret 2016   10:45 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bukti. Rekaman CCTV yang menujukkan penganiayaan tersebut. Kelihatannya tidak ada penolakan dan penyangkalan.

Hukum berpihak pada mafia

Hukum berpihak pada penguasa? Apa benar dengan demikian? Jika iya, tentu akan memihak presiden dan wapres yang namanya dicatut untuk meminta saham. Faktanya tidak dan pencatut masih melenggang, menjadi ketua fraksi, hanya sedikit degradasi, masih menyalonkan diri jadi ketum parpol tua, mengapa demikian? Hukum masih  kuat dicengkeram oleh mafia. Bagaimana sepak terjang mereka suka atu tidak, mau mengakui atau tidak, di masa ini makin sulit dan terjepit. Apa yang bisa dilakukan jelas saja lebih enak menempel status quo yang memang sepanjang sejarah telah bersama-sama. Agendanya jelas hendak berkuasa dan di atas sana bisa melakukan apa saja seperti kala itu. “Puasa” sekian lama itu sudah terlalu panjang, dan pengin cepat-cepat berakhir.

Bukti makin jelas kerja cepat dan cerdas dalam berbagai kasus yang sama sekali tidak menyangkut bangsa dan negara, namun akan sangat-sangat lambat untuk kepentingan negara. Pembelaan bertubi-tubi sedangkan rakyat menghujat. Kasus di mana rakyat abai saja, karena memang tidak berpengaruh, mereka kerja cepat dan bergegas-gegas.

Seandainya, polisi itu secepat densus 88, segesit mengusut kasus Ivan Haz, tidak selambat mengurus Pelindo apalagi Lapindo dan Setnov. Menyentuh mereka saja tidak. MKD secepat mengurus Ivan Haz tidak seramai soal Setnov, dan sesenyap kasus Masinton, negara ini benar-benar jadi negara besar dan berwibawa.

Negara ini bukan dirusak oleh penjajah asing lagi, namun jauh lebih parah dan payah justru oleh perilaku buruk dari para penggede negeri ini yang selalu saja berkutat akan kepentingan sendiri dan kelompok. Jelas-jelas kesalahan di depan mata dengan berbagai bukti, masih bisa dibeli dan ditutupi.

Salam. 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun