Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bener ning Ra Pener, Benar Namun Tidak Tepat dan Bijak

15 Januari 2016   07:31 Diperbarui: 15 Januari 2016   09:08 647
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Sikap abai tentu juga tidak baik dan harus dihilangkan. Namun inisiatof yang berdaya guna dan membantu bukan malah merugikan. Kita tentu pernah menyaksikan adanya kecelakaan, kemudian menonton dan ada kemacetan yang timbul, korban tidak bisa dibawa ke rumah sakit dengan segera tentunya. Menonton boleh asal tidak menjadikan keadaan lebih buruk.

Sikap ingin tahu itu penting, namun juga yang positif dan berdaya guna. Coba apa manfaatnya memotret atau merekam kejadian yang dramatis atau sadis kemudian menayangkan di sosial media? Tenar? Baikah bisa dimengerti, namun bagaimana kalau yang dibagikan itu keluarga kita? Mau tidak? Media sosial dan alat komunikasi canggih belum dibarengi dengan kemampuan membedakan dan menyaring yang baik dan buruk, mendesak dan tidak, pantas dan tidak pantas malah membuat makin buruk keadaan.

Membantu dengan kemampuan yang baik, pantas, dan layak tentu memberikan kontribusi dan solusi. Berbeda dengan tanpa kemampuan malah membuat semua menjadi lebih buruk. Jadilah solusi atau tidak menambah masalah baru.

Semangat berbagi dan cepatnya informasi memang menjadi penting di era digital ini, namun sebagai orang yang awam dan amatir cek dan ricek juga penting, meskipun tidak perlu seperti wartawan. Selain itu harapannya jangan menjadi agen pelaku kejahatan yang sebenarnya tidak kita harapkan. Contoh soal bom kemarin dengan menyebarkan info ledakan di tempat lain, itu isu untuk menebarkan ketakutan. Bijak tentu lebih baik.

 

Pendidikan dan keluarga kembali menjadi garda terdepan. Pendidikan analitis kritis bukan sok tahu akan sangat membantu. Guru mendidik anak murid untuk tahu batas. Sering anak yang dipanggil guru BP akan menjadi tontonan, siswa yang tidak terlibat disingkirkan dan tidak perlu tahu kejadian. Sikap abai dalam hal kecil ini bisa menjadi persoalan di masyarakat yang lebih luas.

Pembicaraan dari hati ke hati di dalam keluarga bisa memutus rasa ingin tahu yang tidak pada tempatnya bagi banyak orang. Kesiapan mendengarkan dan membicarakan banyak hal di dalam keluarga sangat membantu.

Budaya membaca mendesak dikampanyekan, sehingga banyak pengetahuan baik dan berguna dari sana. Semangat ingin tahu terjembatani oleh pengetahuan yang ilmiah bukan semata gosip atau tontonan yang sejatinya bukan tontonan.

 

Salam Damai

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun