Mohon tunggu...
Paulina Sihaloho
Paulina Sihaloho Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Aku pelajar SMA Bintang Timur, Pematang Siantar. Aku menulis untuk mengasah dan mempertajam pikiran, serta menjadikan hidupku lebih baik dari hari ke hari.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Apakah SMA adalah Masa Paling Indah Saat Remaja?

28 Agustus 2024   17:04 Diperbarui: 28 Agustus 2024   18:33 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Katanya, masa SMA adalah masa-masa paling indah ketika masih bersekolah. Aku sudah tidak asing lagi dengan kata-kata itu. Karena memang banyak sekali orang-orang yang bilang begitu. Misalnya saja, ketika aku menonton sebuah video di media social, banyak sekali orang yang berkomentar dan mengatakan bahwa masa SMA mereka sangat menyenangkan. Misalnya, pergi ke kantin bersama teman-teman, makan bersama, mengerjakan tugas, pergi jalan-jalan (healing) di akhir pekan, dan banyak hal hal menyenangkan lainnya.

Tapi sepertinya ada satu hal yang kurang kalau tidak ada "cinta" di SMA. Betulkah begitu? Apakah banyak orang yang menganggap bahwa SMA itu indah karena ada kisah cintanya? Hahaha..! Kalau ngomongin kisah cinta di SMA, memang wajar dengan hal itu. Karena di masa remaja, akan ada rasa tertarik antara seorang laki-laki dan perempuan. 

Dan memang itu adalah hal yang sangat wajar. Selain itu, mereka juga mengenal pribadi masing-masing secara mendalam dan bisa memperbaiki hal yang kurang dalam diri mereka. Juga jika ada pr (pekerjaan rumah) mereka juga bisa mengerjakannya bersama-sama dan saling membantu satu sama lain.

Terlebih lagi ketika menemukan seseorang yang 'sefrekuensi', maksudnya yaitu dapat saling membantu, bekerjasama, mau berproses bersama, meng 'upgrade' diri untuk menentukan ke mana langkah selanjutnya setelah menyelesaikan pendidikan di SMA.

Selain kisah-kisah indah yang bertaburan, tidak jarang juga banyak yang galau karena hubungan mereka putus. Kalau yang satu ini tidak heran lagi pastinya. Dan banyak juga yang mengalaminya karena berbagai alasan yang membuat mereka merasa tidak cocok lagi. Namanya juga cinta di masa SMA kan?

Hal ini juga terjadi dengan seorang temanku. Dia juga agak 'galau' karena mereka putus. Waduh..! Apakah memang segalau dan semenyakitkan itu? Sejujurnya aku tidak tahu bagaimana rasanya diputuskan karena memang belum pernah. Jadi, aku agak tidak bisa merasakan sepenuhnya apa yang dirasakan oleh temanku itu.

Berbicara mengenai kisah cinta di SMA, salah nggak sih kalau seorang perempuan menyatakan perasaannya duluan ke laki-laki yang dia suka? Karena masih banyak juga yang beranggapan bahwa harus laki-lakilah yang terlebih dahulu menyatakan perasaannya. Tapi itu sebenarnya balik lagi ke pribadi masing-masing tentang bagaimana mereka menyikapi hal tersebut.

Sebagai seorang siswi SMA, tentunya aku juga pernah suka sama seseorang. Aku juga bingung entah kenapa aku bisa suka sama 'dia's. Entahlah. Tapi, mungkin karena dia terlihat sangat keren ketika bermain gitar. Aku sangat suka dengan laki-laki yang bisa bermain gitar. Mungkin itulah alasan utamanya. Padahal ada banyak laki-laki yang bisa bermain gitar. Aku sendiri juga heran kenapa harus dia.

Hal lain yang agak lucu adalah, saat itu aku sedang menulis sebuah refleksi di buku Bimbingan konseling yang diberikan oleh guru BK (Bimbingan Konseling) kepada kami. Beliau juga mengatakan kepada kami bahwa kami bebas menulis apa saja di buku itu. Jadi, dengan terlintas begitu saja, dan entah kenapa, aku menulis tentang 'dia' di buku itu. Dan karena tulisannya agak panjang, temanku merasa heran dan memutuskan untuk membacanya. Aku sendiri merasa okey aja kalau temanku itu membaca tulisanku.

Setelah dia selesai membaca tulisan itu, tiba-tiba dia bilang: "kasih aja ke dia hahaha". Lalu aku mengatakan bahwa aku tidak mau. Ya kali aku mau? Kan nggak lucu juga. Lalu pada akhirnya aku setuju juga. Tapi, bukan aku yang memberikan, melainkan temanku itu. Dia memberikan foto tulisan itu kepadanya.

Sejujurnya aku juga agak dag-dig-dug karena penasaran dengan balasan yang akan dia berikan. Lalu setelah beberapa saat setelah mendapat balasan chat, temanku memberikan screenshot chat itu kepadaku. Aku sangat tidak terpikir bahwa dia mengatakan "ga terbaca wkwk". Lalu aku tertawa terbahak-bahak dengan balasan yang dia berikan itu.

Sejenak aku berpikir dan bertanya kepada diriku sendiri. Apakah karena tulisanku tegak bersambung sehingga dia tidak bisa membacanya? Atau, apakah dia berbohong dengan mengatakan bahwa tulisanku tidak terbaca? Ya udahlah. Sejak awal pun aku tidak menujukan tulisan itu kepada dia. Dan aku juga menulisnya dengan begitu saja. Jadi, sama sekali tidak masalah bagiku.

Aku juga mengakui bahwa aku adalah orang yang agak sedikit nekat kalau mau melakukan sesuatu. Jadi pada saat itu, ketika selesai pulang kerja kelompok, aku dan seorang temanku pergi ke tempat perbelanjaan mau membeli sesuatu.

Tanpa sengaja saat melewati lorong cokelat, aku tiba tiba teringat sama 'dia'. Lalu aku bilang ke temanku bahwa aku mau beli cokelat dan memberikan cokelat itu sama 'dia'. Awalnya temanku berpikir aku hanya bercanda. Sampai keesokan harinya, pagi hari setelah sampai sekolah, aku menunjukkan cokelat itu.

Aku bilang ke temanku untuk menemaniku ke kelas 'dia' untuk memberikan cokelat itu. Sesampainya di kelasnya, ternyata dia belum datang. Sebenarnya aku tahu bahwa dia belum datang sepagi itu. Sehingga, aku minta tolong sama satu orang teman sekelasnya untuk memberikan cokelat itu sama 'dia'.

Setelah pulang sekolah, aku menemui teman sekelasnya itu dan bertanya apakah dia menerimanya atau tidak. Aku sangat-sangat senang karena ternyata dia mau menerimanya. Walaupun mungkin dia tidak kenal aku. Hahaha.

Itu adalah sebuah kisah yang menurutku agak lucu dan agak sedikit nekat.

Menurutku sendiri, bahwa setiap orang bebas untuk menyukai orang lain selagi itu tidak merugikan dirinya sendiri. Selain itu, aku juga merasa bahwa mengungkapkan lebih baik daripada memendam sebuah rasa. Karena hal ini bisa membuat tidak tenang dan menjadi bahan pikiran. Jadi, mengungkapkan memang adalah hal yang baik dan harus disertai dengan mental yang kuat, ya! Hehehe.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun